Penyempitan pembuluh darah adalah salah satu silent killer yang banyak merenggut korban seperti penyempitan di sekitar otak. Banyak masyarakat yang masih belum paham akan gejala dan tanda penyempitan pembuluh darah di otak ini. Walaupun sebenarnya sangat perlu kita ketahui.
Kebanyakan kasus terjadi karena gaya hidup memang. Dan untuk itu, mari kita bahas bagaimana tandanya serta faktor resikonya. Agar nantinya bisa memperkecil angka kejadian pada masa yang akan datang.
Gejala Awal dan Tanda Penyempitan Pembuluh Darah di Otak
Penyempitan pembuluh darah di otak, juga dikenal sebagai stenosis arteri serebral, dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke otak dan meningkatkan risiko stroke. Tanda dan gejala awal bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan penyempitan. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala awal yang mungkin muncul:
- Sakit Kepala: Sakit kepala yang tidak biasa atau baru, terutama jika terjadi secara mendadak atau intens, dapat menjadi tanda peringatan. Namun, sakit kepala bukan merupakan gejala yang spesifik untuk stenosis arteri serebral.
- Pusing atau Vertigo: Rasa pusing atau vertigo, yang mungkin disertai dengan kesulitan dalam menjaga keseimbangan atau koordinasi, bisa menjadi gejala awal.
- Masalah Penglihatan: Penglihatan kabur, penglihatan ganda, atau kehilangan penglihatan sementara di satu atau kedua mata dapat terjadi jika pembuluh darah yang menyuplai area visual di otak terkena.
- Kelemahan atau Mati Rasa: Kelemahan atau mati rasa di wajah, lengan, atau kaki, terutama jika terjadi di satu sisi tubuh, bisa menjadi tanda. Ini adalah gejala umum dari serangan iskemik transien (TIA), yang merupakan tanda peringatan stroke.
- Kesulitan Berbicara: Kesulitan berbicara atau memahami ucapan, termasuk cadel atau bingung saat berbicara, bisa menjadi gejala penyempitan pembuluh darah di otak.
- Kesulitan Menelan: Beberapa orang mungkin mengalami disfagia atau kesulitan menelan, yang dapat menjadi gejala neurologis terkait dengan aliran darah yang terganggu ke otak.
- Masalah Kognitif atau Perubahan Mental: Kesulitan dalam berpikir, kebingungan, kehilangan memori, atau perubahan kepribadian juga bisa menjadi tanda aliran darah ke otak yang tidak memadai.
- Gangguan Koordinasi atau Keseimbangan : Kesulitan berjalan, sering tersandung atau jatuh, atau perasaan tidak stabil dapat terjadi karena aliran darah yang terbatas ke otak.
- Sensasi Telinga Berdenging: Telinga berdenging atau tinnitus mungkin dialami oleh beberapa orang dengan stenosis arteri serebral.
Jika mengalami salah satu atau lebih dari gejala tersebut, penting untuk segera mencari bantuan medis. Penanganan dini dapat membantu mencegah komplikasi serius seperti stroke.
Siapa Saja Yang Rentan Terserang Penyakit Ini?
Penyempitan pembuluh darah di otak, atau stenosis arteri serebral, adalah kondisi serius yang dapat meningkatkan risiko stroke. Beberapa kelompok orang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini. Berikut adalah faktor-faktor risiko utama:
- Usia: Risiko penyempitan pembuluh darah di otak meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 55 tahun. Proses penuaan alami menyebabkan pembuluh darah menjadi lebih kaku dan menyempit.
- Riwayat Keluarga: Adanya riwayat keluarga dengan penyakit jantung, stroke, atau penyakit pembuluh darah meningkatkan risiko mengalami stenosis arteri serebral.
- Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi): Tekanan darah tinggi adalah salah satu faktor risiko utama untuk semua jenis penyakit pembuluh darah, termasuk stenosis arteri serebral. Hipertensi dapat merusak dinding arteri dan mempercepat aterosklerosis (penumpukan plak di arteri).
- Kolesterol Tinggi: Kadar kolesterol tinggi, terutama kolesterol LDL (low-density lipoprotein), dapat menyebabkan pembentukan plak di dinding arteri, yang dapat menyebabkan penyempitan dan pembatasan aliran darah.
- Diabetes: Diabetes dapat merusak pembuluh darah dan mempercepat proses aterosklerosis. Orang dengan diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit pembuluh darah, termasuk di otak.
- Merokok: Merokok merusak dinding arteri, meningkatkan tekanan darah, dan menurunkan kadar kolesterol HDL (high-density lipoprotein). Semua faktor ini meningkatkan risiko stenosis arteri serebral.
- Obesitas: Berat badan berlebih, terutama obesitas, terkait dengan berbagai faktor risiko lain seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi, yang semuanya dapat meningkatkan risiko stenosis arteri serebral.
- Gaya Hidup Tidak Aktif: Kurangnya aktivitas fisik dapat berkontribusi pada obesitas, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi, semuanya merupakan faktor risiko penyakit pembuluh darah.
- Diet Tidak Sehat: Diet tinggi lemak jenuh, gula, dan garam dapat meningkatkan risiko hipertensi, kolesterol tinggi, dan obesitas.
- Penyakit Jantung: Penyakit jantung, seperti penyakit arteri koroner, dapat meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah di otak.
Pencegahan dan pengelolaan faktor risiko ini melalui perubahan gaya hidup sehat, sangat penting untuk mengurangi risiko penyempitan pembuluh darah di otak. Pemeriksaan kesehatan rutin dan konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan juga penting untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat.