Desember 6, 2024
Home » Kenapa Marak Perceraian di Jaman Sekarang?
Artikel Pendek 3 Kolom dengan Gambar_20241102_212310_0000

Lihat media sosial banyak sekali kasus Perceraian. Mulai dari artis, public figure dan masyarakat sekitar. Perceraian di era modern ini memang semakin marak dan bukan lagi hal yang di anggap tabu. Banyak pasangan yang memutuskan untuk berpisah daripada tetap bertahan dalam pernikahan yang tidak di inginkan. Mereka memilih untuk berpisah demi kebahagiaan masing masing. Banyak nya Fenomena ini di pengaruhi oleh sejumlah faktor, mulai dari perubahan pola pikir hingga gaya hidup yang lebih mandiri dan beraninya mereka dalam mengambil keputusan besar ini.
Dalam artikel kali ini akan di bahas mengenai “Kenapa Marak Perceraian di Jaman Sekarang?” Jadi simak artikel ini hingga habis ya!

Berikut adalah beberapa alasan utama yang mendukung tren maraknya perceraian pada saat ini:

1. Banyaknya Independen Woman

Tak sama dengan beberapa waktu lalu. Dimana wanita seringkali masih bergantung pada pria terkait banyak hal. Namun perkembangan sosial telah memberikan banyak perubatan pada perempuan tentang akses ke pendidikan tinggi dan karir yang cemerlang. Mereka tidak lagi tergantung pada pasangan untuk memenuhi kebutuhan finansialnya. Wanita independen sering kali lebih berani mengambil keputusan untuk keluar dari hubungan yang tidak sehat, karena mereka merasa bisa mandiri dan tidak takut akan adanya stigma perceraian. Kebebasan finansial membuat wanita mampu menjalani hidup sesuai pilihan mereka, termasuk berani meninggalkan hubungan yang tidak bahagia karena seorang pria.

2. Banyaknya Keputusan untuk Hidup Tanpa Anak (Free Child)

Fenomena sekarang yang sedang Trend adalah Free Child. Tidak sedikit pasangan yang memutuskan untuk tidak memiliki anak, baik karena alasan finansial, gaya hidup, atau hanya karena ingin fokus pada karir dan tujuan pribadi. Saat pasangan sepakat untuk “free child,” mereka cenderung menilai hubungan hanya berdasarkan kebahagiaan mereka sendiri, bukan keperluan anak. Akibatnya, ketika merasa hubungan tidak lagi mendukung kebahagiaan, keputusan untuk berpisah menjadi lebih mudah tanpa merasa ada hal yang perlu di korbankan. Hubungan mereka tidak terikat dengan anak yang bisa saja menolak perpisahannya mereka dan merasa ketakutan jika mereka berpisah maka anak akan terkena dampak buruknya.

3. Kurangnya Kesiapan Finansial pada Pria

Fenomena sekarang yang juga lagi hits adalah menikah muda tanpa adanya persiapan yang matang. Banyak sekali pria yang masih belum siap secara finansial ketika menikah, bahkan beberapa di antaranya merasa tertekan dengan tuntutan untuk menjadi tulang punggung keluarga. Nah, karena adanya ketidaksiapan finansial ini menimbulkan tekanan yang tinggi dalam rumah tangga. Pasangan yang mengalami masalah finansial sering kali berujung pada konflik, dan akhirnya memicu perpisahan karena perbedaan pandangan hidup atau ketidakpuasan dalam hubungan.
Selain itu, pria yang mapan juga terbatas, mungkin karena adanya pola pikir dan hal hal lain yang menyebabkan pria mapan menjadi sedikit. Tentu terkadang wanita lebih unggul dalam hal finansial sehingga wanita bisa merasa mandiri walaupun tanpa adanya seorang pria yang akan memenuhi kebutuhan hidupnya.

4. Kurangnya Peran Agama dalam Kehidupan Rumah Tangga

Tidak hanya Pernikahan, Kehidupan yang dilandasi oleh agama seringkali akan berujung baik. Apalagi dalam pernikahannya, Agama sering kali di anggap sebagai pondasi dalam pernikahan. Namun, di era modern ini, tidak sedikit pasangan yang mungkin mengabaikan bahkan meninggalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari hari, terutama dalam kehidupan pernikahan.
Nah akibat Kurangnya nilai nilai religius dalam rumah tangga ini bisa memengaruhi cara pasangan dalam menyelesaikan masalah atau menangani konflik.
Dalam agama banyak di ajarkan tentang rasa syukur, ketaatan pada suami, larangan dzalim kepada istri dan lain lain. Nilai nilai seperti kesabaran, pengorbanan, dan saling menghormati ini sering kali kurang di terapkan jika tidak menjunjung tinggi nilai nilai agama. sehingga mengakibatkan mudahnya pasangan untuk menyerah pada hubungan rumah tangga yang tidak sesuai dengan keinginan masing masing.

5. Tingginya Tingkat Kepercayaan Diri

Kadang, kepercayaannya diri itu penting dalam beberapa hal. Namun Kepercayaan diri yang tinggi dan tidak sesuai pada tempatnya dapat mempengaruhi bagaimana seseorang menghadapi permasalahan dalam pernikahan. Ketika seseorang merasa yakin bahwa mereka bisa hidup lebih baik sendirian atau dengan orang lain yang lebih cocok, maka keputusan untuk bercerai menjadi lebih mudah dan ringan. Sikap ini sering kali muncul pada mereka yang memiliki tingkat percaya diri dan harga diri tinggi, di mana mereka cenderung mengutamakan kebahagiaan pribadi daripada mempertahankan hubungan yang menurut mereka tidak lagi produktif dan menyenangkan.

6. interaksi Sosial yang Luas

Banyaknya sosial media, platform platform dan media pertemanan dan lainya pada masa sekarang, membuat intensitas Interaksi dengan orang lain menjadi semakin tinggi. Hal ini termasuk interaksi sahabat dunia maya, interaksi antar teman dan rekan kerja. Hal itu bisa juga mempengaruhi pandangan seseorang terhadap pernikahan lho! Adanya Lingkaran sosial yang luas sering kali memberikan banyak alternatif pandangan dan contoh hidup, termasuk melihat kehidupan orang lain yang berhasil bahagia setelah bercerai. Tentu fenomena ini juga membuka pemahaman baru tentang kehidupan pernikahan dan kebebasan, sehingga perceraian bukan lagi hal yang di takuti. Mereka seringkali berfirman bahwa perceraian merupakan sebuah solusi permasalahan.

7. Sedikitnya Rasa Takut kepada Tuhan

Bagi sebagian orang, kepercayaan pada Tuhan dan prinsip prinsip agama adalah alasan utama untuk mempertahankan sebuah pernikahan. Namun, ada juga yang merasa bahwa perceraian hanyalah pilihan, bukan dosa dan sebuah larangan Tuhan atau hal hal yang harus di hindari setiap orang.
Tidak adanya Perasaan atau Minimnya rasa takut kepada Tuhan dapat membuat seseorang lebih memilih untuk hidup bahagia sesuai keinginannya sendiri, termasuk dengan meninggalkan pernikahan yang tidak lagi sesuai. Pengabaian terhadap larangan Tuhan bukanlah menjadi apa apa dalam hidup. Jadi pilihan bercerai menjadi keputusan yang mudah bagi orang orang tersebut.
Sebaiknya memperkuat ilmu agama dan rasa takut kepada Tuhan akan sedikit banyak akan membantu mengatasi masalah rumah tangga serta menjadi pedoman dalam berumah tangga yang akan mencegah perceraian.

8. Adanya Komunikasi yang buruk dengan pasangan

Masalah Komunikasi yang buruk sering kali menjadi sebuah alasan utama perceraian. Tentu hal tersebut karena bisa komunikasi yang buruk menimbulkan salah paham, ketidakpercayaan, dan perasaan tidak di hargai antara pasangan satu sama lain. Ketika komunikasi tidak berjalan dengan baik, masalah kecil dapat membesar karena tidak tersampaikan atau diselesaikan dengan benar. Selain itu, kurangnya kemampuan untuk mendengarkan, memahami, dan mengungkapkan perasaan juga bisa mengakibatkan konflik berkepanjangan, rasa frustasi, dan akhirnya, keputusan untuk berpisah. Oleh karena itu, sebaiknya masing masing pasangan di haruskan untuk meluangkan waktu berkomunikasi secara intens. Dengan mencari waktu waktu yang tepat Seperti malam hari sebelum tidur atau di sore hari saat bersantai.

Nah, maraknya perceraian adalah cerminan dari perubahan nilai nilai sosial yang terus menerus berubah Seirin perkembangan zaman.
Masyarakat saat ini cenderung lebih mementingkan kebahagiaan pribadi dan keberanian untuk hidup mandiri. Meski setiap individu memiliki alasan masing masing, perceraian sebaiknya tetap di pertimbangkan secara matang, terutama jika ada dampak yang memengaruhi keluarga, terutama  dampak yang akan timbul pada anak anak. Penting sekali masing masing orang menjaga komitmen dalam pernikahan. Masalah komunikasi, pengertian dan kesabaran satu sama lain bisa menjadi hal yang paling di butuhkan.
Itulah pembahasan kita kali ini tentang
“Kenapa Marak Perceraian di Jaman Sekarang? “. Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda. Sampai jumpa di pembahasan berikutnya!

Tinggalkan Balasan