Penyakit tulang belakang bengkok, tidak lurus atau bungkuk biasa kita kenal dengan sebutan skoliosis. Sayangnya, penyakit ini akan semakin terasa parah jika penderita adalah ibu hamil. Ada beberapa bahaya skoliosis bagi ibu hamil yang harus kita perhatikan.
Bahaya tersebut tidak hanya berhubungan dengan kesehatan ibu saat mengandung saja. Namun juga kesehatan dan perkembangan janin saat di dalam kandungan. Nah, agar tidak mendapatkan bahaya, berikut penjelasan ilmiahnya.
Bahaya Skoliosis Bagi Ibu Hamil
Skoliosis, yaitu kelainan pada tulang belakang yang melengkung ke samping, dapat menimbulkan beberapa risiko bagi ibu hamil. Meskipun banyak wanita dengan skoliosis ringan dapat menjalani kehamilan yang sehat dan normal, ada beberapa potensi bahaya dan tantangan yang perlu diperhatikan, terutama jika skoliosis cukup parah. Berikut adalah beberapa bahaya dan komplikasi yang mungkin timbul akibat skoliosis pada ibu hamil:
1. Nyeri Punggung yang Lebih Parah
Nyeri punggung adalah salah satu keluhan umum pada wanita hamil, dan bagi ibu hamil yang memiliki skoliosis, nyeri ini bisa menjadi lebih intens. Kelengkungan tulang belakang yang abnormal dapat memperburuk ketegangan pada otot, ligamen, dan sendi di sekitar tulang belakang, terutama karena pertambahan berat badan selama kehamilan. Posisi janin yang semakin berkembang juga dapat menambah tekanan pada punggung bawah dan memperparah ketidaknyamanan yang dialami ibu dengan skoliosis.
2. Postur Tubuh yang Terganggu
Kehamilan sudah mempengaruhi postur tubuh secara alami karena perubahan keseimbangan dan distribusi berat tubuh. Pada ibu hamil dengan skoliosis, kelengkungan tulang belakang bisa menyebabkan gangguan postur yang lebih buruk, membuat tubuh bekerja lebih keras untuk menyesuaikan diri dengan perubahan fisik selama kehamilan.
3. Kesulitan dengan Pernapasan
Jika skoliosis menyebabkan kelengkungan tulang belakang di bagian atas (toraks), terutama pada tingkat yang cukup parah, ini bisa mempengaruhi kapasitas paru-paru dan kemampuan bernapas. Selama kehamilan, rahim yang membesar akan menekan diafragma, yang sudah membatasi ruang bagi paru-paru untuk mengembang. Pada ibu hamil dengan skoliosis toraks, kesulitan bernapas bisa lebih terasa, terutama saat kehamilan memasuki trimester ketiga ketika tekanan pada diafragma semakin meningkat.
4. Komplikasi saat Proses Persalinan
Skoliosis yang parah bisa menyebabkan masalah pada tulang belakang dan panggul yang mempengaruhi posisi janin atau kemampuan tubuh untuk beradaptasi selama persalinan. Dalam beberapa kasus, skoliosis dapat mengakibatkan distosia, yaitu kondisi di mana bayi sulit melewati panggul ibu selama persalinan.
5. Pengaruh pada Pilihan Anestesi
Salah satu tantangan utama bagi ibu hamil dengan skoliosis adalah ketika membutuhkan anestesi epidural atau spinal untuk penghilang rasa sakit selama persalinan atau operasi caesar. Pada beberapa wanita dengan skoliosis, tulang belakang yang melengkung bisa mempersulit pemberian anestesi tersebut, karena sulit menemukan ruang yang tepat untuk memasukkan jarum epidural. 6. Tekanan pada Organ Dalam
Kelengkungan tulang belakang yang signifikan dapat memberikan tekanan pada organ-organ dalam, seperti ginjal atau usus. Ini bisa menyebabkan masalah seperti kesulitan pencernaan, sembelit, atau bahkan infeksi saluran kemih selama kehamilan.
7. Risiko Preeklamsia atau Komplikasi Lain
Pada beberapa penelitian, ditemukan bahwa wanita hamil dengan skoliosis lebih mungkin mengalami preeklamsia, yaitu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kerusakan pada organ-organ tubuh seperti hati atau ginjal.
8. Pemantauan Berkala yang Lebih Intensif
Ibu hamil dengan skoliosis, terutama jika skoliosisnya parah, mungkin memerlukan pemantauan medis yang lebih sering selama kehamilan. Dokter mungkin ingin memastikan bahwa lengkungan tulang belakang tidak memperburuk kondisi kehamilan dan janin berkembang dengan baik. Ini mungkin termasuk kunjungan dokter lebih sering, pemantauan postur, serta pemeriksaan tambahan seperti USG.
Bagaimana Cara Mengatasinya?
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi bahaya skoliosis saat hamil, seperti:
- Olahraga dan Terapi Fisik: Latihan ringan atau terapi fisik yang dirancang khusus dapat membantu mengurangi ketegangan pada otot punggung dan memperbaiki postur. Yoga prenatal atau latihan pernapasan juga bisa membantu memperbaiki kapasitas paru-paru.
- Dukungan Medis : Ibu dengan skoliosis perlu bekerja sama dengan dokter spesialis obstetri dan ortopedi untuk memastikan kondisi tulang belakang terpantau dengan baik dan mendiskusikan pilihan yang aman untuk persalinan.
- Pengelolaan Nyeri : Dokter dapat merekomendasikan pengobatan nyeri yang aman untuk ibu hamil dengan skoliosis, termasuk metode non-obat seperti kompres panas atau dingin, pijat, atau posisi tidur yang tepat.
Skoliosis dapat menimbulkan beberapa risiko bagi ibu hamil, seperti nyeri punggung yang lebih parah, masalah pernapasan, gangguan postur, dan komplikasi persalinan. Meskipun banyak wanita dengan skoliosis dapat melalui kehamilan dengan baik, mereka perlu mendapat perhatian medis ekstra untuk meminimalkan risiko bagi ibu dan bayi.