Fenomena belakangan ini yang tak kalah menarik banyak mata adalah masalah membeli rumah bagi anak-anak muda. Meninjau ratusan atau puluhan tahun kebelakang, rumah sangat mudah kita temukan. Namun apakah benar sekarang anak muda susah membeli rumah mereka sendiri tidak seperti orang tua terdahulu?
Sebenarnya, rumah adalah kebutuhan dasar kita sebagai makhluk hidup. Rumah adalah tempat untuk tinggal, berteduh dan berlindung dari segala cuaca dan bahaya. Lantas, mengapa sekarang banyak yang sulit memiliki rumah? Kebanyakan hanya ngontrak atau bahkan ngekost dan tidak jarang tinggal bersama dengan orang tua mereka.
Apakah benar saat ini sangat sulit menemukan anak muda yang bisa membeli rumah sendiri? Apakah benar ini kesalahan generasi alias kemerosotan yang dimiliki oleh Gen Z? Mari kita bahas fenomena ini dan bagaimana cara mengatasinya pada artikel kali ini.
Kenapa Anak Muda Sulit Membeli Rumah?
Pertama-tama, mari kita bahas kenapa sekarang banyak anak muda yang kesulitan memiliki rumah mereka sendiri? Sebenarnya ada beberapa faktor yang menyebabkan masalah ini. Sebagian faktor berasal dari anak muda zaman sekarang dan sebagian lagi karena perubahan zaman yang mulai berbeda.
Lantas, apa saja yang menyebabkan kesulitan ini? Beberapa faktor utama tersebut adalah:
- Gaji Yang Tidak Sesuai
Tidak bisa kita pungkiri hampir 75% anak muda sekarang ini mendapatkan penghasilan dari gaji mereka. Ini tandanya mereka bekerja sama dengan orang lain untuk bertahan hidup dan mendapatkan upah. Masalahnya UMK atau UMR rata-rata rendah dan hanya cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari saja.
Tidak sedikit yang bahkan mendapatkan upah mereka di bawah standar kebutuhan hidup mereka. Jadi, mereka kesulitan untuk mengelola dan menata kehidupan. Apalagi untuk membeli rumah yang notabene harganya jauh lebih mahal dari beberapa puluh tahun belakangan.
- Gaya Hidup Kekinian
Sadar atau tidak, sebenarnya gaya hidup kita dari orang tua atau kakek nenek sebelumnya sangat berbeda. Puluhan atau bahkan ratusan tahun lalu, tidak ada istilah staycation, healing, cafe kekinian atau nongki-nongki cantik. Orang-orang hanya tau untuk bekerja, menghasilkan uang dan beristirahat di rumah mereka.
Bersantai dan menikmati waktu bersama keluarga adalah hal terbaik melepas penat. Tidak ada istilah nongkrong, beli makanan apalagi cemilan. Kebanyakan orang dulu lebih suka makan dan memasak makanan mereka sendiri di rumah.
Sehingga gaya hidup seperti itu lebih hemat dan mudah mengumpulkan uang untuk pembelian lebih besar termasuk membeli atau membangun rumah. Sadarlah jika gaya hidup sekarang ini membuat kita lebih boros dan sulit menabung untuk kebutuhan lainnya, ya kan? Jajan sehari-hari saja bisa menghabiskan uang banyak, loh!
- Inflasi dan Kenaikan Harga Rumah
Adanya inflasi dan kenaikan harga rumah secara signifikan setiap tahun juga jadi faktor utama. Jika beberapa tahun hanya butuh harga segini, maka mungkin tahun ini butuh harga yang jauh lebih tinggi lagi.
- Keterbatasan Program Pemerintah
Program pemerintah yang bisa membantu rakyat membeli rumah juga semakin terbatas. Bahkan Tapera yang sekarang muncul juga tidak memudahkan kita, ya kan?
Bagaimana Solusinya?
Nah, mari sama-sama kita pikirkan solusi agar anak muda tidak kesulitan membeli rumah lagi. Terutama dengan adanya masalah inflasi, gaya hidup, keterbatasan program pemerintah, ketimpangan harga rumah dan gaji. Tentu akan selalu ada solusi, seperti:
- Batasi Tingkat Keborosan
Beli kopi kekinian harganya bisa mulai dari Rp. 15.000, bukan? Nah jika rutin maka anda bisa menghabiskan banyak uang loh! Jika tidak memungkinkan meninggalkan gaya hidup ini maka mulailah membuat kopi sendiri dari rumah, bermodalkan cangkir portable dan bubuk kopi anda bisa lebih hemat. Usahakan pangkas apapun gaya hidup yang bisa memicu keborosan. Termasuk nongkrong dan makan di luar jika tidak perlu.
- Tentukan Prioritas
Rumah termasuk sebuah prioritas, kan? Nah, tentukan prioritas ini sedini mungkin. Jika anda memiliki rancangan setidaknya di dalam pikiran maka bisa mengerem tindakan boros yang berujung sia-sia.
- Tabungan Berkala
Menabung tidak melulu harus dalam skala besar kok. Anda bisa tetapkan tabungan perbulan dengan cara memotong beberapa persen gaji secara otomatis setiap bulan. Atau, sisihkan uang yang anda dapatkan setiap hari setelah selesai bekerja (jika ada). Setidaknya Rp. 5.000 per hari dari anggaran belanja harian juga bisa memberikan dampak di kemudian hari.
- Rencana!
Buatlah sebuah rencana! Misalnya setelah 3-5 tahun anda akan membeli rumah. Atau anda bisa kumpulkan uang untuk DP rumah dan mencicil biaya sisanya.
Nah, itu dia beberapa solusi agar kita yang dicap anak muda bisa juga mendapatkan rumah impian. Bagaimana? Berani mencoba?