Bagikan ke Teman

Hubungan itu ibarat naik kapal bareng seseorang. Kadang tenang, kadang ombaknya bikin mual. Tapi yang bahaya itu bukan cuma badai besar, lho. Ada tanda tanda kecil yang kalau kamu nggak sadar, bisa bikin kapal karam pelan pelan. Nah, tanda tanda kecil inilah yang orang sering sebut sebagai red flag.
Masalahnya, banyak orang lebih pilih menutup mata. Ada yang bilang, “Ah, nanti juga dia berubah,” atau “Kayaknya cuma aku yang terlalu sensitif.” Padahal, kalau tanda ini sudah muncul sejak awal, mengabaikannya sama aja kayak ngelihat asap di dapur tapi tetap santai minum kopi. Ujung ujungnya bisa kebakaran.

Makanya, yuk kita bahas satu per satu, lengkap dengan situasi sehari hari yang sering banget kejadian tanpa kamu sadari. Simak “5 Red Flag Hubungan yang Harus Di kenali” Ini sampai selesai ya!

Sering Mengontrol Hidup Kamu

    Bayangin kamu lagi siap siap mau ketemu sahabat lama. Pakaian sudah rapi, mood lagi bagus. Tiba tiba pasanganmu komentar, “Bajunya ganti, jangan terlalu ketat.” Terus dia nanya kamu ketemu di mana, sama siapa aja, dan jam berapa pulang. Awalnya kamu pikir, “Wah, perhatian banget.” Tapi lama lama, setiap kegiatanmu harus lewat persetujuan dia.

    Kontrol seperti ini kadang dibungkus kata “sayang” atau “khawatir”, padahal ujungnya bikin kamu kehilangan kebebasan. Kamu jadi nggak bisa memutuskan hal hal sederhana tanpa takut dia marah atau tersinggung.

    Kenapa ini red flag? Karena hubungan yang sehat itu saling menghargai ruang pribadi, bukan mengatur sampai ke napasnya. Kalau semua keputusan hidupmu ada di tangannya, kamu perlahan akan kehilangan dirimu sendiri.

    Solusinya, bicarakan batasan. Jelaskan bahwa perhatian itu penting, tapi kontrol berlebihan justru merusak kepercayaan. Kalau dia nggak mau kompromi, kamu perlu mikir ulang ini hubungan atau penjara? Harus tahu 5 Red Flag Hubungan yang Harus Di kenali.

    Nggak Pernah Mau Mengakui Kesalahan

      Coba ingat, kapan terakhir kali pasanganmu bilang “Maaf, aku salah”? Kalau jawabannya “nggak pernah”, ini tanda bahaya besar.

      Misalnya, kalian janji makan malam jam tujuh. Dia datang jam sembilan tanpa kabar, tapi bukannya minta maaf, malah bilang, “Ya kan kamu juga belum lapar.” Atau waktu dia ngomong kasar, bukannya mengakui salah, dia bilang, “Kamu sih yang bikin aku emosi.”

      Orang yang nggak mau mengakui kesalahan biasanya punya ego yang tebal. Dia lebih memilih mengubah cerita daripada mengakui kalau dirinya keliru. Masalahnya, kalau ini dibiarkan, hubungan jadi nggak seimbang. Satu pihak selalu di salahkan, pihak lain selalu “benar”.

      Hubungan yang sehat itu butuh dua orang yang mau sama-sama belajar dan berubah. Kalau cuma satu pihak yang mau berbenah, lama lama yang satu lagi akan lelah.

      Suka Merendahkan Kamu di Depan Orang Lain

        Pernah nggak, kamu lagi kumpul sama teman atau keluarga, terus pasanganmu nyeletuk, “Ah, dia mah masak air aja gosong,” sambil ketawa? Semua orang ketawa, tapi kamu cuma senyum kecut.

        Awalnya kamu pikir, “Ya udah lah, bercanda.” Tapi kalau candaan itu terus mengarah ke kelemahan atau kesalahanmu, dan itu terjadi di depan orang lain, lama lama kamu akan merasa di remehkan.

        Ini red flag karena menunjukkan kurangnya rasa hormat. Hubungan itu seharusnya bikin kamu merasa aman, bahkan di tengah keramaian. Kalau pasangan sering menjatuhkan kamu di depan orang lain, dia sedang merusak rasa percaya dirimu pelan-pelan.

        Kalau ini terjadi, jangan diam. Bilang dengan tegas kalau kamu nggak nyaman di perlakukan seperti itu. Kalau dia malah bilang, “Baper amat sih,” itu artinya dia nggak menghargai perasaanmu. Dan itu tanda besar untuk mempertanyakan komitmennya.

        Selalu Membuat Kamu Merasa Bersalah

          Kamu bilang mau nongkrong sebentar sama teman kerja, dia langsung bilang, “Oh, berarti aku nggak penting ya?” atau “Kamu lebih pilih mereka daripada aku.”

          Lama lama, setiap kali kamu mau melakukan sesuatu untuk dirimu sendiri, kamu merasa bersalah. Padahal, apa yang kamu lakukan itu wajar dan sehat untuk kehidupan pribadi.

          Ini namanya guilt tripping. Dia memanipulasi perasaanmu supaya kamu selalu menuruti kemauannya. Hasilnya, kamu jadi kehilangan kebebasan, bukan karena dia melarang langsung, tapi karena kamu sudah “terlatih” untuk menghindari pertengkaran.

          Solusinya, sadari bahwa punya waktu untuk diri sendiri itu bukan kesalahan. Pasangan yang sehat akan menghargai itu, bahkan mendukungnya. Kalau dia marah setiap kali kamu punya kehidupan di luar hubungan, itu tanda kalau dia lebih peduli menguasai kamu dari pada membahagiakan kamu.

          Nggak Konsisten Antara Perkataan dan Perbuatan

            Janji manis itu gampang banget diucapkan. “Aku nggak akan ngulangin lagi,” “Aku akan lebih perhatian,” “Aku akan berubah.” Tapi kalau semua itu cuma berhenti di kata kata, percuma.

            Kamu mungkin pernah dengar, “Aku janji nggak akan telat jemput kamu lagi,” tapi seminggu kemudian dia telat lagi. Atau dia bilang akan berhenti ngelakuin hal yang bikin kamu nggak nyaman, tapi malah diulang diam diam.

            Ketidak-konsistenan ini bikin kamu lelah secara mental. Kamu nggak tahu kapan harus percaya, kapan harus siap kecewa. Hubungan yang sehat itu dibangun dengan konsistensi, bukan ucapan manis yang cuma jadi pengantar tidur.

            Solusinya, jangan cuma lihat kata kata. Perhatikan tindakannya. Kalau dia mau berubah, perubahannya akan terlihat dalam kebiasaan sehari-hari, bukan cuma di momen setelah minta maaf.

            Kenapa Red Flag Ini Sering Di abaikan?

            Jujur aja, salah satu alasannya karena cinta. Banyak orang nggak mau mengakui kalau hubungan mereka bermasalah karena takut kehilangan pasangan atau takut dianggap gagal. Ada juga yang berpikir, “Kalau aku sabar, dia pasti berubah.”

            Masalahnya, kalau tanda-tanda ini sudah ada dari awal dan kamu diam saja, perilakunya akan semakin mengakar. Ibarat tanaman liar, makin lama dibiarkan, akarnya makin susah dicabut.

            Gimana Kalau Kamu Sudah Terjebak di Hubungan Penuh Red Flag?

            Pertama, berhenti menyalahkan diri sendiri. Mengalami hubungan nggak sehat bukan berarti kamu lemah atau bodoh. Kedua, mulai buka mata. Lihat situasi ini apa adanya, bukan seperti yang kamu harap.

            Kamu bisa lakukan hal hal berikut ini:

            Bicara jujur sama pasangan tentang apa yang kamu rasakan

            Tetapkan batasan yang jelas

            Cari dukungan dari teman atau keluarga yang kamu percaya

            Perhatikan apakah ada usaha nyata untuk berubah

            Berani ambil keputusan kalau semua usaha sudah mentok

            Hubungan yang sehat harusnya bikin kamu merasa aman, di hargai, dan berkembang. Kalau yang kamu rasakan justru takut, tertekan, atau kehilangan diri sendiri, itu artinya lampu merah sudah menyala. Dan ingat, mencintai orang lain itu penting, tapi mencintai diri sendiri adalah kewajiban.

            Kalau kamu sudah bisa mengenali red flag ini sejak awal, kamu akan lebih mudah menentukan apakah hubungan itu layak di perjuangkan atau justru harus di lepaskan. Karena kadang, melepaskan itu bukan berarti kalah, tapi memberi ruang untuk menemukan hubungan yang benar benar sehat.
            Semoga pembahasan kali ini “5 Red Flag Hubungan yang Harus Di kenali” Bermanfaat untuk kamu ya! Sampai jumpa di pembahasan menarik lainnya!

            PREVIOUS POST
            You May Also Like

            Leave Your Comment: