
Kebiasaan tidur ternyata dapat mempengaruhi kesehatan jantung loh. Bahkan studi terbaru menyatakan ada hubungan jumlah penggunaan bantal dan kesehatan jantung. Seberapa banyak bantal yang kita pakai bisa menggambarkan kesehatan jantung kita. Posisi tubuh dan jumlah bantal yang digunakan saat tidur berperan pada kondisi jantung tertentu. Penelitian menyoroti hal ini terutama pada orang dewasa dan lansia dengan gagal jantung atau hipertensi.
Jumlah Penggunaan Bantal dan Kesehatan Jantung
Penderita gagal jantung sering mengalami sesak napas saat berbaring datar. Pasien biasanya merasa lebih nyaman tidur dengan dua bantal atau lebih di bawah kepala. Posisi kepala yang lebih tinggi membantu mereka bernapas lebih lega dengan mengurangi penumpukan cairan di paru-paru akibat gravitasi. Gejala sulit bernapas ketika tidur telentang ini dikenal sebagai orthopnea. Dokter bahkan menilai keparahan orthopnea berdasarkan jumlah bantal yang dibutuhkan pasien untuk tidur. Kebutuhan dua atau tiga bantal menandakan orthopnea berat dan dapat menjadi tanda memburuknya fungsi jantung. Para ahli kardiologi pun menyarankan penderita gagal jantung tidur dengan posisi kepala ditinggikan oleh beberapa bantal demi kemudahan bernapas. Penelitian klinis mendukung anjuran ini: tidur dalam posisi setengah duduk (semi-Fowler, kepala dan punggung ditinggikan ~30-45°) terbukti meningkatkan kualitas tidur pada pasien gagal jantung.
Jumlah Bantal dan Tekanan Darah
Bagi penderita hipertensi, posisi kepala saat tidur turut mempengaruhi sirkulasi darah. Tidur telentang dengan kepala terlalu rendah dapat menyebabkan darah terkumpul di area dada, sehingga beban jantung meningkat. Sebaliknya, sedikit meninggikan posisi kepala dengan bantal membantu mengurangi beban tersebut. Kepala yang ditopang lebih tinggi juga melancarkan jalan nafas dan mencegah mendengkur berlebihan. Hal ini penting karena mendengkur dan henti napas saat tidur (sleep apnea) bisa memicu kenaikan tekanan darah. Dengan kata lain, penggunaan bantal yang tepat guna menjaga posisi leher dan kepala tetap nyaman dapat berkontribusi pada tekanan darah yang lebih stabil saat tidur. Beberapa ahli bahkan menyarankan tidur miring ke kiri untuk melancarkan aliran darah dan mengurangi tekanan pada pembuluh darah besar. Ada kekhawatiran bahwa tidur miring ke kanan dapat menekan vena cava (pembuluh darah balik besar) dan menghambat aliran darah. Namun, bukti klinis menunjukkan tidak ada efek buruk yang signifikan dari tidur miring ke kanan terhadap kesehatan jantung. Bahkan, banyak penderita gagal jantung merasa lebih nyaman tidur miring ke kanan daripada miring ke kiri. Intinya, penyangga bantal dan posisi miring yang nyaman dapat membantu menjaga tekanan darah dan kinerja jantung tetap terkendali selama tidur.
Posisi Tidur, Aliran Darah, dan Fungsi Jantung
Posisi tidur menentukan distribusi aliran darah dan kerja jantung sepanjang malam. Tidur telentang (terlentang sepenuhnya) dapat meningkatkan aliran balik darah ke jantung karena efek gravitasi, sehingga jantung harus bekerja lebih keras memompa darah yang kembali dari tubuh. Pada orang dengan jantung lemah, posisi telentang ini rentan memicu sesak napas karena cairan tubuh cenderung bergerak ke rongga paru. Tidur miring dianggap lebih menguntungkan bagi sirkulasi. Tidur miring ke kiri sedikit mengubah posisi anatomi jantung; studi pencitraan menunjukkan jantung dapat bergeser posisinya saat seseorang tidur miring kiri. Meski demikian, perubahan tersebut hanya memengaruhi rekaman listrik jantung (EKG) dan tidak membahayakan fungsi jantung itu sendiri. Tidur miring kanan tidak banyak mengubah posisi jantung dan didukung oleh struktur mediastinum, sehingga aktivitas listrik jantung tetap stabil. Bagi pasien dengan penyakit jantung, tidur miring ke kanan sering kali menjadi pilihan paling nyaman dan aman. Tidur tengkurap (menelungkup) jarang dipilih karena bisa membuat leher tidak sejajar dan berpotensi menekan dada. Namun, posisi tengkurap kadang membantu mengurangi dengkuran dan sleep apnea pada sebagian orang. Sleep apnea yang tidak diobati diketahui dapat meningkatkan risiko gagal jantung dan masalah irama jantung. Oleh karena itu, posisi tidur yang menjaga jalan napas tetap terbuka (misalnya miring atau dengan bantal penyangga) akan meringankan beban jantung. Secara keseluruhan, tidak ada satu posisi tidur “terbaik” untuk semua orang, tetapi posisi yang menjamin sirkulasi darah lancar dan pernapasan optimal akan membantu kinerja jantung tetap baik selama tidur.
Hubungan Kualitas Tidur, Jumlah Penggunaan Bantal dan Kesehatan Jantung
Terlepas dari jumlah bantal atau posisi, kualitas tidur merupakan faktor krusial bagi kesehatan jantung. Tidur yang cukup dan nyenyak membantu tubuh menurunkan hormon stres serta memberi waktu bagi jantung untuk beristirahat. Sebaliknya, kurang tidur kronis berdampak negatif pada tekanan darah dan kondisi jantung. Penelitian menunjukkan orang dengan insomnia kronis (sulit tidur berkepanjangan) memiliki risiko hampir tiga kali lipat lebih tinggi terkena hipertensi dibandingkan orang dengan tidur normal. Durasi tidur yang disarankan untuk orang dewasa sehat adalah 7–9 jam per malam. Sayangnya, posisi tidur yang tidak nyaman atau penggunaan bantal yang kurang tepat bisa menyebabkan tidur gelisah dan sering terbangun. Kondisi ini dapat mengganggu ritme sirkadian dan mengurangi dipping (penurunan alami tekanan darah di malam hari) yang seharusnya terjadi saat tidur nyenyak. Oleh karena itu, memastikan postur tidur ergonomis dengan bantal yang mendukung leher dan kepala secara optimal sangat penting. Tidur nyenyak akan membantu menjaga tekanan darah tetap terkontrol dan memulihkan fungsi jantung dengan baik.
Jumlah penggunaan bantal dan kesehatan jantung ternyata berkaitan. Tidak hanya soal posisi tidur bukan sekadar soal kenyamanan, tapi juga berdampak pada kesehatan jantung. Penggunaan satu bantal vs dua bantal atau lebih sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan individu dan kondisi kesehatan. Pada penderita gagal jantung, dua bantal atau posisi kepala tinggi membantu mencegah sesak napas dan meringankan kerja jantung. Untuk penderita hipertensi dan orang lanjut usia, posisi tidur miring atau kepala agak terangkat dapat membantu menjaga kelancaran aliran darah dan pernapasan. Yang terpenting, pastikan kualitas tidur terjaga setiap malam.
Leave Your Comment:
Anda harus masuk untuk berkomentar.