
Coba bayangin, pagi pagi kamu bangun tidur, buru buru mandi, terus sarapan seadanya. Biasanya apa tuh? Roti manis? Gorengan? Mie instan?
Nah, yang kamu makan itu kelihatannya sepele, murah, gampang di dapat. Tapi tahukah kamu, diam diam bisa jadi bom waktu buat kesehatanmu?
Aku pernah ketemu teman lama waktu reuni. Dulu dia paling doyan makan gorengan sambil ngopi tiap sore. “Ah, santai aja, kan murah meriah,” katanya dulu. Eh, pas ketemu lagi, ternyata dia udah kena kolesterol tinggi, harus rajin kontrol ke dokter, dan pantang makan banyak hal.
Serem kan? Nah, biar kamu nggak ngalamin hal serupa, yuk kita bongkar satu per satu makanan “jahat” yang sering bikin kita kena penyakit serius tanpa disadari. Siap?
Gorengan
Kalau disuruh milih, banyak orang Indonesia lebih milih gorengan daripada salad. Gimana nggak, rasanya gurih, murah, dan bikin nagih. Tahu isi, bakwan, risoles, pisang goreng… duh, siapa yang nggak lemah?
Tapi gorengan itu ibarat cinta bertepuk sebelah hati, kamu seneng, tapi dia diam diam merusakmu.
Kenapa? Karena minyak goreng yang dipakai, sering kali dipakai berulang lalu menghasilkan lemak trans dan radikal bebas. Lemak trans bikin pembuluh darah kamu “berkerak” alias tertutup plak, sehingga jantung harus kerja ekstra keras.
Efeknya? Tekanan darah naik, kolesterol meledak, bahkan risiko stroke juga naik drastis. Jadi, makan gorengan boleh, tapi jangan tiap hari dan jangan sampe “nyetok” satu kantong plastik penuh, ya!
Mie Instan
Kamu pasti pernah, kan, pas akhir bulan cuma bisa makan mie instan? Praktis, murah, rasanya juga bikin nostalgia.
Tapi, coba deh lihat bumbu dalam satu bungkus mie. Garamnya setara dengan 1,5 sendok teh! Padahal, anjuran konsumsi garam per hari cuma sekitar 1 sendok teh.
Selain garam, mie instan juga banyak mengandung MSG dan bahan pengawet. Kalau di konsumsi terus menerus, ginjal kamu bisa kewalahan menyaring racun, dan tekanan darah bisa melonjak.
Lagian, mie instan tuh bikin kamu “ketipu”, karena kenyangnya cuma sesaat. Dua jam kemudian, perut udah bunyi lagi minta makan.
Daging Olahan
Sosis, nugget, kornet emang jadi penyelamat kalau lagi mager masak. Tinggal goreng, langsung makan. Tapi, di balik kepraktisan itu, daging olahan penuh dengan zat pengawet seperti nitrit dan nitrat. Zat ini bisa berubah menjadi senyawa karsinogen (pemicu kanker) di dalam tubuh.
WHO udah menyatakan daging olahan masuk kategori risiko tinggi kanker, lho. Kalau udah sering makan, risiko kanker usus besar naik sampai 18 persen. Nah lho!
Minuman Kekinian
Coba jujur, kamu lebih sering minum air putih atau kopi susu gula aren?
Minuman kekinian tuh kayak mantan yang bikin baper. Awalnya manis, bikin seneng, tapi ujung ujungnya nyakitin. Kandungan gulanya bisa lebih dari 10 sendok teh per gelas. Padahal, anjuran WHO cuma 6 sendok teh per hari.
Kelebihan gula bikin pankreas kamu kewalahan menghasilkan insulin. Kalau udah parah, risiko diabetes mengintai. Selain itu, gula juga bikin kulit gampang kusam, bikin lemak numpuk, dan bikin kamu gampang lapar lagi.
Fast Food
Burger, fried chicken, pizza, bikin perut kenyang secepat kilat. Tapi sayangnya, fast food mengandung kalori, lemak jenuh, garam, dan gula dalam kadar super tinggi.
Selain bikin berat badan melonjak kayak roket, kebiasaan makan fast food juga bikin pembuluh darah kamu gampang rusak.
Nggak percaya? Sebuah penelitian menunjukkan orang yang makan fast food lebih dari dua kali seminggu punya risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung yang lebih tinggi di banding yang jarang makan.
Snack Ringan
Keripik kentang, ciki, wafer… bentuknya kecil, tapi efeknya nggak main main. Kandungan garam dan lemaknya bikin kamu kecanduan, dan efek jangka panjangnya bikin tekanan darah naik.
Apalagi, snack kemasan sering mengandung bahan tambahan sintetis yang bikin ginjal kamu kerja keras. Kalau di biarkan terus, bisa berujung pada penyakit kronis.
Makanan Kalengan
Makanan kalengan memang praktis dan awet. Tapi banyak yang nggak sadar kalau makanan ini penuh garam, pengawet, dan bahan kimia yang bisa merusak tubuh perlahan lahan.
Selain itu, lapisan kaleng sering mengandung BPA (Bisphenol A), bahan kimia yang bisa mengganggu hormon dan meningkatkan risiko kanker.
Kenapa Makanan Ini Bikin Ketagihan?
Kamu pasti bertanya-tanya, “Kenapa ya, makanan makanan ini bikin susah berhenti?”
Nah, jawabannya ada di otakmu. Kombinasi garam, gula, dan lemak bikin otak melepaskan dopamin, hormon “bahagia” yang bikin kamu nagih.
Sama kayak main game atau scrolling TikTok sampai lupa waktu. Sekali enak, pengin lagi dan lagi.
Terus, Gimana Dong?
Tenang! Nggak berarti kamu harus jadi “biksu makan” yang cuma makan sayur rebus dan air putih doang.
Yang penting, mulai bijak dan nggak berlebihan. Nih tips buat kamu:
✅ Kurangi frekuensi , misalnya, gorengan seminggu sekali aja.
✅ Perbanyak sayur dan buah, minimal setengah piring setiap makan.
✅ Bikin camilan sendiri, bisa bikin keripik pisang tanpa minyak berlebihan.
✅ Banyak minum air putih, kadang kamu kira lapar, padahal cuma haus.
✅ Kenali sinyal tubuh, jangan makan cuma karena bosan atau stres.
Kamu Mau Nyesel atau Mau Mulai?
Nah, sekarang kamu udah tau kan, makanan yang kelihatan “biasa” justru bisa bawa petaka buat kesehatan.
Kesehatan itu kayak tabungan jangka panjang. Semakin di jaga dari muda, semakin lama kamu bisa “menikmati bunganya”.
Kamu mau pilih tetap “kebablasan” dan baru nyadar pas udah telat? Atau mulai pelan-pelan sayang sama tubuhmu dari sekarang?
Semoga penjelasan “Gara gara Makan Ini, Banyak Orang Kena Penyakit Serius Lho! Cek Sekarang!” Kali ini bermanfaat buat kamu ya!
Pilihan selalu di tanganmu. Yuk, mulai bijak makan mulai hari ini! Kalau kamu punya trik khusus biar nggak kecanduan junk food, share di kolom komentar ya. Kita saling bantu, saling support, biar tetap sehat bareng bareng.
Leave Your Comment:
Anda harus masuk untuk berkomentar.