
Kalau kamu lagi makan gorengan atau mie instan, terus tiba tiba ada suara kecil di kepala yang bilang, “Eh, hati hati lho, ini bikin gemuk!”? Atau pas makan roti manis, langsung muncul rasa bersalah yang bikin makanannya jadi nggak enak lagi.
Nah, makanan bertepung emang sering banget di salahin sebagai biang kerok naiknya berat badan. Tapi, bener nggak sih semua makanan bertepung itu bikin gemuk? Atau cuma mitos yang udah turun temurun aja? Yuk, kita bongkar bareng bareng mitos dan fakta soal kalori di makanan bertepung.
Kenapa makanan bertepung sering di anggap musuh diet?
Pertama tama, kita harus ngerti dulu kenapa makanan bertepung sering banget di anggap “musuh” sama orang yang lagi diet.
Tepung itu identik sama karbohidrat. Kalau diolah jadi roti putih, mie instan, kue, biskuit, atau gorengan, tepung yang dipakai biasanya tepung putih (refined flour). Tepung jenis ini udah kehilangan banyak serat, vitamin, dan mineral penting karena proses pemurnian.
Akibatnya, tepung putih cepat banget diubah tubuh jadi gula darah. Kalau kamu makan berlebihan, gula darah melonjak, insulin naik, lalu tubuh akan menyimpan kelebihan gula itu jadi lemak. Nah, di sinilah mulai muncul lemak di perut, paha, atau lengan yang sering bikin kita kesel pas ngaca.
Tapi jangan langsung takut, lho. Karena sebenarnya, semua tergantung cara kamu mengolah dan seberapa banyak kamu makan.
Kalori itu apa sih?
Biar makin paham, kita bahas dulu apa itu kalori.
Kalori adalah satuan energi yang kita dapet dari makanan dan minuman. Tubuh kita butuh kalori buat bernafas, bergerak, mikir, dan semua aktivitas lainnya. Kalau kamu makan lebih banyak kalori daripada yang kamu bakar, sisanya akan disimpan jadi lemak.
Makanan bertepung, terutama yang diolah dengan cara digoreng atau ditambah gula, biasanya tinggi kalori. Misalnya, 1 porsi mie instan bisa sampai 400 sampai 500 kalori. Sementara, satu gorengan bisa 150 sampai 200 kalori, tergantung ukuran dan cara masaknya.
Nah, bayangin kalau kamu makan dua gorengan, mie instan, plus minum teh manis. Bisa langsung melebihi kebutuhan kalori harianmu lho, terutama kalau aktivitasmu nggak banyak.
Semua tepung sama aja? Eits, nggak gitu juga!
Nggak semua tepung itu jahat, kok. Ada juga tepung yang lebih bersahabat sama tubuh kita. Contohnya tepung gandum utuh, tepung singkong, tepung ubi, tepung almond, atau tepung kelapa.
Tepung gandum utuh, misalnya, masih mengandung serat dan nutrisi lain yang bikin kamu kenyang lebih lama. Karena lebih banyak serat, pencernaan jadi lebih lambat, gula darah nggak langsung naik drastis.
Kalau kamu sering makan roti gandum atau pasta whole wheat, pasti kerasa deh bedanya. Kamu bakal lebih tahan lapar, nggak gampang craving camilan manis di sore hari.
Bener nggak sih makan tepung bikin gemuk?
Jawabannya bisa iya, bisa nggak.
Makanan bertepung bikin gemuk kalau kamu makan kebanyakan dan nggak seimbang sama aktivitas harian. Jadi, bukan karena tepungnya aja, tapi karena jumlah kalori total yang masuk ke tubuhmu lebih banyak dari yang keluar.
Nah, kalau kamu makan roti putih berlapis selai cokelat tebal setiap pagi, plus mie instan di malam hari, terus nggak olahraga sama sekali, ya berat badan pasti naik.
Tapi kalau kamu makan secukupnya, pilih tepung yang lebih sehat, dan tetap aktif bergerak, tepung nggak akan bikin kamu langsung gemuk, kok.
Cara makan makanan bertepung biar nggak bikin gemuk
Nah, biar kamu tetap bisa makan makanan bertepung tanpa parno, coba ikutin beberapa tips ini.
- Pilih tepung yang lebih sehat
Coba deh mulai pilih tepung utuh atau whole grain. Misalnya ganti roti tawar putih ke roti gandum, atau ganti mie instan dengan mie dari tepung singkong atau gandum utuh.
Tepung yang masih utuh punya lebih banyak serat yang bantu bikin kenyang lebih lama. Jadi, kamu nggak bakal cepat lapar lagi setelah makan.
- Kontrol porsi
Kamu nggak perlu langsung stop makan tepung, lho. Cukup batasi porsinya. Misalnya, setengah piring nasi di ganti sayuran, protein, dan lemak sehat.
Kadang kita suka kalap, apalagi pas makan gorengan bareng teman. Satu nggak cukup, akhirnya makan lima. Nah, di sinilah jebakan kalori diam diam muncul.
- Seimbangkan sama protein dan serat
Makanan bertepung sebaiknya di makan bareng protein (ayam, ikan, tahu, tempe) dan serat dari sayuran. Kombinasi ini bikin kamu kenyang lebih lama dan gula darah lebih stabil.
Kalau makan mie, tambahin telur, ayam, dan sayur. Kalau makan roti, isinya jangan cuma selai manis, tapi bisa tambah telur atau dada ayam, plus selada atau tomat.
- Perhatikan cara masak
Tepung yang di goreng jelas kalorinya lebih tinggi di banding di panggang, di kukus, atau di rebus. Jadi, coba deh kurangi gorengan, meskipun rasanya emang susah ditolak.
Kalau bisa, masak sendiri di rumah. Kamu bisa kontrol minyak, garam, dan bahan tambahan lainnya. Lebih sehat, kan?
- Jangan takut karbohidrat
Tahu tidak kalau tubuh tetap butuh karbohidrat sebagai sumber energi utama. Jadi, nggak perlu takut makan tepung, asal kamu pilih yang tepat dan nggak berlebihan.
Efek makan tepung berlebihan
Kalau kamu makan makanan bertepung (terutama yang olahan dan putih) secara berlebihan, beberapa efek samping yang mungkin muncul antara lain:
Berat badan naik perlahan tapi pasti
Gula darah gampang naik turun (bikin gampang lapar dan craving)
Lemak perut menumpuk
Risiko diabetes tipe 2 meningkat
Pencernaan jadi kurang lancar karena kurang serat
Selain itu, beberapa orang juga bisa mengalami jerawat lebih sering karena lonjakan gula darah memicu peradangan.
Nah, makanya penting banget buat lebih bijak dalam memilih jenis dan porsi tepung yang kamu makan.
Mitos dan fakta seputar makanan bertepung
Banyak banget mitos beredar soal tepung. Yuk, kita bahas biar nggak salah kaprah lagi.
Mitos: Tepung harus di hindari total biar kurus
Fakta: Nggak semua tepung harus di hindari. Justru, beberapa jenis tepung sehat bisa jadi bagian dari pola makan seimbang. Kuncinya adalah jenis tepung dan jumlah porsi.
Mitos: Tepung bikin gula darah langsung meledak
Fakta: Kalau tepung putih, iya. Tapi tepung utuh atau tepung tinggi serat bisa memperlambat penyerapan gula sehingga gula darah lebih stabil.
Mitos: Semua roti gandum sehat
Fakta: Banyak roti yang tulisannya “gandum” tapi ternyata cuma sedikit tepung gandumnya. Jangan lupa baca label, cari yang 100 persen whole wheat atau whole grain.
Kenapa kita butuh karbohidrat?
Karbohidrat (termasuk dari tepung) adalah sumber energi utama otak dan otot. Kalau kamu kekurangan karbohidrat, bisa jadi gampang lelah, susah fokus, dan performa olahraga juga menurun.
Tapi, bukan berarti kamu boleh makan bebas seenaknya ya. Tetap harus pilih yang kompleks (tepung utuh, biji bijian, ubi, singkong) dan hindari yang cepat diserap (tepung putih, gula rafinasi).
Biar tetap happy makan tepung
Makan itu salah satu cara kita bahagia. Kalau harus selalu parno, hidup jadi nggak seru. Kamu bisa kok tetap makan makanan bertepung, asal pintar atur porsi dan pilih jenisnya.
Kamu suka pizza? Boleh aja, coba bikin base pizza pakai tepung gandum. Suka kue? Coba ganti tepung putih dengan tepung almond atau tepung singkong.
Dengan cara ini, kamu tetap bisa nikmatin makanan kesukaan tanpa rasa bersalah yang bikin bete seharian.
Jadi, kalori dari makanan bertepung bisa bikin gemuk kalau kamu makan kebanyakan, nggak pilih jenis tepung yang tepat, dan jarang bergerak. Tapi kalau kamu pinter atur porsi, pilih tepung yang sehat, dan tetap aktif, makan tepung nggak bakal bikin kamu langsung melebar ke samping kok.
Nah, mulai sekarang yuk lebih bijak. Nggak perlu takut makan roti, mie, atau kue, asal tahu caranya. Gimana caranya kamu cari keseimbangan dalam makanan, gak perlu menghindar total.
Semoga setelah baca ini, kamu nggak lagi parno pas makan bakwan di pinggir jalan atau pas ngemil roti gandum di kantor.
Yuk, tetap semangat jaga pola makan, biar sehat luar dalam dan tetap happy. Semoga artikel kali Ini “Kalori Makanan Bertepung, Benarkah Bikin Gemuk?” bermanfaat untuk kamu ya!
Leave Your Comment:
Anda harus masuk untuk berkomentar.