Bagikan ke Teman

Bayangin kamu lagi naik gunung atau jelajah hutan, eh tiba tiba tersesat. Bekal makanan habis, jalan pulang belum ketemu. Nah, di momen kayak gini, kemampuan survival benar benar di uji. Kalau lapar cuma sebentar mungkin masih bisa di tahan, tapi kalau sudah lebih dari sehari, tubuh bakal lemas. Di sinilah kamu perlu jeli cari makanan dari alam.

Kebanyakan orang langsung kepikiran tumbuhan liar. Padahal, sumber hewani itu penting banget karena bisa kasih protein dan lemak yang lebih tahan lama buat energi. Tapi, sebagai seorang Muslim, kamu juga pasti mikir: “Lho, kalau di hutan, halal nggak makan ini itu?”

Jawabannya yakni ada aturan mainnya. Hewan yang halal pada dasarnya tetap halal, asal cara mendapatkannya sesuai syariat, yakni disembelih dengan nama Allah. Kalau keadaan darurat (darurat beneran ya, bukan sekadar pengin coba-coba), ada keringanan dalam Islam untuk mengonsumsi apa yang tersedia asalkan untuk menyelamatkan nyawa. Tapi tentu, selama masih ada pilihan halal, itu yang diutamakan.

Nah, sekarang kita bahas, apa saja makanan alternatif hewani halal yang bisa kamu manfaatkan kalau tersesat di hutan. Simak pembahasan “Makanan Halal Saat Tersesat di Hutan. ” Ini sampai selesai ya!

Ikan: Sumber Energi yang Halal Tanpa Ribet

    Kalau kamu ketemu sungai atau danau di dalam hutan, beruntung banget. Ikan adalah makanan hewani yang halal di makan tanpa perlu di sembelih. Bahkan dalam kondisi apapun, semua jenis ikan (baik yang bersisik maupun tidak) halal bagi Muslim.

    Cara dapetnya gimana?

    Pakai tombak dari ranting yang di runcingkan.

    Bikin jebakan sederhana di aliran air dengan batu.

    Kalau punya tali atau baju cadangan, bisa juga dijadikan jaring darurat.

    Setelah dapat, kamu tinggal bakar atau rebus ikan itu. Selain kaya protein, ikan juga punya lemak sehat yang bisa bikin tubuh tetap kuat. Apalagi kalau ikannya agak besar, bisa tahan buat dimakan dua kali.

    Burung Halal: Ayam Hutan, Puyuh, atau Merpati Liar

      Hutan tropis di Indonesia penuh dengan burung liar, dan beberapa di antaranya halal dimakan. Contohnya ayam hutan, burung puyuh liar, atau bahkan merpati hutan.

      Yang penting, pastikan burungnya bukan burung pemangsa (seperti elang, gagak, atau burung pemakan bangkai), karena itu nggak halal.

      Cara dapetnya memang nggak mudah. Kamu bisa:

      Pasang jerat dari akar atau tali.

      Cari sarang burung rendah dengan telur (yang halal juga di makan).

      Atau kalau punya ketapel darurat, bisa coba berburu.

      Kalau berhasil dapat burung, sembelihlah dengan menyebut nama Allah dan memotong saluran pernapasan dan pencernaannya. Setelah itu, bisa dibakar langsung. Rasanya mirip ayam kampung, gurih dan bikin kenyang.

      Telur Liar: Sumber Energi Praktis

        Kalau kamu nggak bisa tangkap burung, cari telurnya. Telur dari burung halal bisa jadi makanan penyelamat. Gizi dalam telur cukup lengkap: protein, lemak, vitamin, bahkan bisa langsung memberi tenaga.

        Cara masaknya juga gampang banget. Tinggal di rebus dalam air atau di bakar di bara api. Kalau benar benar darurat, bisa dimakan mentah, meskipun rasanya tentu agak amis.

        Telur ini bisa jadi “bonus” kalau kamu nemu sarang burung. Tapi ingat, jangan rakus. Ambil secukupnya biar burung itu tetap bisa berkembang biak.

        Hewan Darat yang Halal: Kambing Hutan, Rusa, atau Kelinci

          Nah, ini level lebih tinggi karena butuh tenaga ekstra buat berburu. Di hutan Indonesia, kamu bisa saja ketemu hewan halal seperti:

          Rusa

          Kijang

          Kelinci hutan

          Kambing liar (pegunungan tertentu)

          Kalau kamu benar-benar survival expert, hewan-hewan ini bisa jadi sumber makanan yang tahan lama. Tapi tentu, berburu hewan besar butuh alat memadai. Kalau cuma tersesat tanpa senjata, kemungkinan besar hewan ini akan lebih cepat lari daripada bisa kamu tangkap.

          Tapi misal kamu punya pisau, tombak, atau memang beruntung bisa jebak hewan kecil seperti kelinci, maka sembelihlah sesuai syariat. Daging mereka kaya protein dan bisa diolah dengan cara dibakar atau direbus.

          Lebah Hutan: Bonus Madu dan Larva

            Lebah hutan memang agak berisiko karena bisa menyengat, tapi kalau kamu menemukan sarangnya, ada dua hal yang bisa kamu manfaatkan:

            Madunya, jelas halal, penuh energi, dan bisa jadi “power booster” alami.

            Larva lebah, ya, ini juga halal dimakan dan cukup bergizi.

            Madu bisa langsung kamu konsumsi, rasanya manis dan bisa memulihkan tenaga. Larvanya bisa dimakan setelah dimasak, rasanya lembut dan gurih.

            Hewan Air Selain Ikan: Udang dan Kepiting Air Tawar

              Kalau kamu berada di hutan dengan sungai yang jernih, bukan cuma ikan yang bisa kamu dapatkan. Kadang ada juga udang air tawar atau kepiting air tawar.

              Menurut mayoritas ulama, hewan air seperti ini halal dimakan. Cara mendapatkannya bisa dengan menjebak di celah bebatuan atau menunggu malam hari ketika mereka keluar.

              Setelah dapat, tinggal direbus atau dibakar. Rasanya enak banget, lho, apalagi kalau kamu lagi lapar parah.

              Tantangan Halal dalam Survival

              Sekarang pertanyaannya, “Kalau hewan halal nggak ketemu, gimana?”

              Dalam Islam, ada kaidah darurat. Kalau kondisi benar benar mengancam nyawa dan kamu tidak menemukan makanan halal sama sekali, maka diperbolehkan makan yang haram sekadar untuk bertahan hidup. Tapi ingat, ini hanya berlaku darurat, bukan buat coba-coba.

              Jadi selama masih ada pilihan halal, itu yang harus diutamakan.

              Api dan Kesabaran

              Apapun hewan halal yang kamu temukan, pastikan untuk memasaknya dulu. Api adalah sahabatmu di hutan. Tanpa api, risiko penyakit makin tinggi. Bahkan kalau buru buru lapar sekalipun, tetap usahakan masak minimal dengan cara dibakar.

              Selain itu, survival juga butuh kesabaran mental. Mungkin awalnya kamu jijik atau ngeri makan makanan liar, tapi ingat, ini soal bertahan hidup. Dengan niat baik dan doa, Allah akan mudahkan langkahmu.

              Tersesat di hutan memang situasi menegangkan. Tapi dengan pengetahuan dasar tentang sumber makanan halal, kamu tetap bisa bertahan. Ingat tiga prinsip:

              Pilih hewan yang halal dimakan.

              Sembelih sesuai syariat kalau memungkinkan.

              Kalau benar-benar darurat, syariat memberi keringanan.

              Jadi, mulai sekarang, jangan cuma belajar cara hiking atau camping, tapi juga siapkan ilmu survival yang sesuai syariat. Siapa tahu, ilmu ini kelak jadi penyelamatmu atau bahkan bisa menolong orang lain yang sedang kesusahan. Semoga pembahasan kali ini “Makanan Halal Saat Tersesat di Hutan. ” Bermanfaat untuk kamu ya!

              PREVIOUS POST
              You May Also Like

              Leave Your Comment: