
Kamu pernah nggak sih bingung, kenapa ada yang Lebaran duluan sementara yang lain masih puasa? Kadang, di satu daerah aja ada yang udah takbiran, tapi di tempat lain baru besoknya shalat Ied. Nah, fenomena ini selalu bikin heboh tiap tahun. Sampai ada yang bertanya tanya, benarkah perbedaan Lebaran, tanda kiamat? berikut Ini penjelasan lengkapnya! Simak artikel “Perbedaan Lebaran, Tanda Kiamat? Ini Faktanya” Hingga habis ya!
Kok Bisa Lebaran Beda?
Sebenarnya, ini bukan hal baru. Dari dulu, umat Islam punya cara berbeda buat menentukan awal bulan Syawal. Ada dua metode utama yang sering di pakai, yaitu hisab dan rukyat.
Hisab melalui Perhitungan Astronomi
Muhammadiyah misalnya, pakai metode hisab, yaitu perhitungan astronomi buat menentukan kapan bulan baru muncul. Jadi, mereka bisa tahu jauh jauh hari kapan Lebaran tanpa perlu nunggu pengamatan langsung.
Rukyat melalui Pengamatan Hilal
Nah, kalau NU dan pemerintah biasanya pakai rukyat, alias pengamatan langsung ke langit buat melihat hilal. Kalau hilal nggak kelihatan, puasanya di genapkan jadi 30 hari dulu.
Makanya, nggak heran kalau ada perbedaan. Kadang hisab udah menunjukkan bulan baru, tapi rukyat belum melihatnya. Hasilnya? Lebaran bisa beda hari!
Apa Ini Pertanda Kiamat?
Ada yang bilang, kalau umat Islam udah nggak kompak bahkan dalam menentukan hari raya, itu tanda akhir zaman. Tapi bener nggak sih? Ini haditsnya:
“Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat dalam kesesatan. Maka apabila kalian melihat perselisihan, wajib bagi kalian berpegang pada as-sawad al-a’zham (golongan terbesar dari kaum muslimin).” (HR. Ibnu Majah)
Dari hadits ini, perbedaan dalam masalah ijtihadiyah kayak penentuan Lebaran itu bukan tanda kehancuran umat, tapi bagian dari keanekaragaman dalam Islam. Nggak ada yang salah, yang penting tetap saling menghormati. Bukankah dari dulu jaman nabi juga sudah selalu mengalami perbedaan?
Apa Kata Para Ulama?
Para ulama besar juga udah sering bahas soal ini.
Ibnu Taimiyah bilang, perbedaan cara menentukan awal bulan itu wajar karena letak geografis yang berbeda beda.
Imam As Suyuthi juga menekankan bahwa perbedaan pendapat dalam fiqh itu hal yang biasa, bukan tanda perpecahan.
Jadi, nggak perlu panik atau sampai berdebat nggak jelas di media sosial ya.
Harus Ikut Siapa?
Buat kamu yang masih bingung harus Lebaran kapan, ini beberapa saran biar nggak bimbang ambil keputusan sebagai berikut:
Ikuti Pemerintah atau Ulama Setempat
Kalau pemerintah udah menetapkan, ikut aja biar kompak sama mayoritas masyarakat.
Hormati yang Berbeda
Jangan sampai karena beda Lebaran, kita malah ribut sendiri. Santai aja, toh semuanya tetap merayakan hari kemenangan.
Fokus ke Makna Lebaran
Daripada debat, mending fokus silaturahmi, maaf maafan, dan berbagi kebahagiaan. Itu yang lebih penting!
Jadi, perbedaan tanggal Lebaran itu bukan tanda kiamat ya. Ini cuma soal perbedaan metode dan pandangan fiqh. Yang penting, kita tetap saling menghormati dan nggak memperbesar perdebatan yang nggak perlu.
Mau Lebaran hari ini atau besok, yang penting kita tetap bersyukur, saling memaafkan, dan merayakan momen penuh berkah ini dengan hati yang lapang! Oke demikian pembahasan artikel kali ini “Perbedaan Lebaran, Tanda Kiamat? Ini Faktanya”. Semoga bermanfaat untuk semua ya!
Leave Your Comment:
Anda harus masuk untuk berkomentar.