Bagikan ke Teman

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan perkembangan saraf yang mempengaruhi kemampuan anak dalam memperhatikan, mengendalikan impuls, dan mengatur aktivitasnya. Jadi tidak heran kebanyakan kasus membuat orang tua salah mengartikan gejala ADHD pada anak ini. Padahal ada perbedaan signifikan antara anak dengan ADHD dan anak yang hanya bersikap nakal.

Gejala ADHD pada Anak

Menurut American Psychiatric Association (DSM-5), ADHD memiliki tiga tipe utama:

A. Inattentive (Kurang Perhatian)

Anak dengan tipe ini cenderung memiliki masalah dalam fokus dan perhatian, misalnya:

  1. Mudah terdistraksi oleh suara atau aktivitas di sekitarnya.
  2. Kesulitan mempertahankan perhatian dalam tugas atau permainan.
  3. Sering melakukan kesalahan ceroboh dalam tugas sekolah atau pekerjaan lain.
  4. Sering lupa atau kehilangan barang seperti buku, alat tulis, atau mainan.
  5. Kesulitan mengikuti instruksi atau menyelesaikan tugas.
  6. Sulit mengorganisasi tugas dan aktivitas.
  7. Sering menghindari tugas yang membutuhkan konsentrasi lama (misalnya PR).

B. Hyperactive-Impulsive (Hiperaktif-Impulsif)

Anak dengan tipe ini lebih banyak menunjukkan perilaku hiperaktif dan impulsif, seperti:

  1. Sering gelisah atau tidak bisa diam (misalnya menggoyangkan kaki atau tangan).
  2. Sulit duduk diam saat diharapkan untuk tenang (misalnya saat belajar di kelas).
  3. Berlarian atau memanjat secara berlebihan dalam situasi yang tidak sesuai.
  4. Kesulitan bermain dengan tenang.
  5. Selalu tampak ‘berenergi’ atau bergerak terus-menerus.
  6. Sering berbicara berlebihan tanpa henti.
  7. Kesulitan menunggu giliran dalam permainan atau antrean.
  8. Sering menyela pembicaraan atau menjawab sebelum pertanyaan selesai.

C. Kombinasi (Inattentive + Hyperactive-Impulsive)

Anak dengan tipe ini memiliki kombinasi gejala dari kedua kategori di atas.

Apa Perbedaan ADHD dan Anak Nakal?

Berikut penjabaran antara gejala ADHD pada anak dan jenis kenakalan pada umumnya, yakni:

Aspek

Anak ADHD

Anak Nakal

Penyebab

Gangguan perkembangan otak yang mempengaruhi perhatian dan kontrol impuls (bukti MRI: aktivitas otak berbeda).

Faktor lingkungan, pola asuh, atau kebiasaan buruk yang bisa dikendalikan.

Kesulitan Fokus

Sulit fokus bahkan pada aktivitas yang disukai.

Bisa fokus jika tertarik atau diberi insentif.

Kontrol Diri

Impulsif, sering melakukan sesuatu tanpa berpikir, sulit mengendalikan diri.

Bisa mengendalikan diri dalam situasi tertentu, terutama jika ada konsekuensi.

Perilaku Berulang

Tindakan impulsif atau hiperaktif sering terjadi tanpa alasan yang jelas.

Biasanya terjadi karena mencari perhatian atau sekadar menguji batas.

Reaksi Terhadap Hukuman

Tidak banyak berubah meskipun sudah ditegur atau dihukum berulang kali.

Bisa berubah jika diberikan hukuman atau konsekuensi yang jelas.

Lingkungan Sosial

Sering mengalami kesulitan dalam pergaulan karena perilakunya yang tidak terkontrol.

Bisa bersosialisasi dengan baik meskipun kadang sengaja melanggar aturan.

Pengelompokkan diatas bukan tanpa dasar. Berikut beberapa sumber ilmiah yang bisa anda ketahui:

  1. Penelitian Neurologis
    • Studi pencitraan otak (fMRI) menunjukkan bahwa anak dengan ADHD memiliki aktivitas yang lebih rendah di korteks prefrontal, area otak yang bertanggung jawab atas kontrol perhatian dan impuls (Bush et al., 2005).
  2. Faktor Genetik
    • ADHD memiliki faktor genetik yang kuat. Studi menunjukkan bahwa 70–80% kasus ADHD diwariskan dari orang tua (Faraone et al., 2005).
  3. Studi Klinis
    • Penelitian oleh Barkley (1997) menunjukkan bahwa anak dengan ADHD memiliki defisit dalam fungsi eksekutif, seperti perencanaan, memori kerja, dan pengendalian impuls, yang tidak ditemukan pada anak nakal biasa.

ADHD bukan sekadar “kenakalan” tetapi merupakan gangguan perkembangan otak yang mempengaruhi kontrol impuls dan perhatian. Anak ADHD tidak bisa mengontrol perilakunya meskipun sudah ditegur atau dihukum, sedangkan anak nakal bisa belajar dari konsekuensi. Jika ada kecurigaan bahwa seorang anak mengalami ADHD, sebaiknya dilakukan konsultasi, ya!

PREVIOUS POST
You May Also Like

Leave Your Comment: