
Kalau biasanya kita di cekokin sama iklan skincare yang bilang “pakai serum ini”, “jangan lupa toner itu”, atau “layering 10 step skincare ala Korea”, nah tren satu ini justru kebalikannya. Namanya Skin Fasting.
Iya, kamu nggak salah baca. Skin fasting itu artinya puasa skincare. Jadi, kamu stop sementara pakai produk-produk perawatan kulit. Katanya sih, biar kulit bisa “detox”, istirahat, dan balik ke ritme alaminya tanpa ketergantungan produk.
Unik banget kan? Di saat orang berlomba-lomba menambah step skincare, tren ini justru ngajakin kamu balik ke basic yakni less is more.
Biar lebih paham, simak pembahasan artikel “Skin Fasting” Tren Stop Skincare yang Bikin Kulit ‘Detox’ ini sampai habis ya!
Dari Mana Asal Tren Ini?
Konsep skin fasting awalnya di populerkan oleh sebuah brand skincare Jepang. Mereka percaya kalau kulit manusia sebenarnya punya kemampuan alami buat regenerasi dan menjaga kelembapannya sendiri. Tapi karena kita terus-terusan “membombardir” kulit dengan produk, kadang fungsi alaminya jadi “malas” bekerja.
Nah, dengan menghentikan sementara skincare, diharapkan kulit bisa balik reset dan aktif lagi menjalankan fungsinya.
Di luar negeri, tren ini lumayan rame. Banyak beauty influencer yang coba seminggu sampai sebulan, lalu cerita pengalaman mereka di YouTube atau TikTok. Ada yang bilang kulitnya jadi lebih sehat, ada juga yang malah panik karena jerawatnya muncul lagi.
Gimana Cara Melakukannya?
Skin fasting itu ada beberapa level, kamu bisa pilih sesuai kondisi kulit dan nyali kamu.
Full Skin Fasting
Ini level ekstrem. Kamu bener bener stop semua produk kecuali cuci muka dengan air. Jadi nggak ada sabun wajah, nggak ada moisturizer, apalagi serum.
Partial Skin Fasting
Kalau ini lebih ringan. Kamu tetap pakai produk basic seperti gentle cleanser dan sunscreen, tapi skip semua produk tambahan (serum, essence, toner, masker).
Step Reduction
Cara paling gampang. Kamu tetap skincare, tapi dikurangi step nya. Misalnya dari 7 langkah jadi 3 langkah aja.
Kamu bisa pilih sesuai kondisi kulit. Kalau kulitmu gampang breakout, lebih aman mulai dari partial fasting dulu.
Manfaat yang Diklaim
Orang orang yang pro dengan tren ini biasanya bilang gini:
Kulit terasa lebih “ringan” karena nggak kebanyakan lapisan produk.
Bisa mengurangi risiko iritasi akibat bahan aktif yang di pakai berlebihan.
Membantu kulit kembali seimbang, terutama kalau kamu sering gonta ganti produk.
Dompet juga ikut “sehat” karena hemat belanja skincare.
Risiko yang juga Harus Kamu Tahu
Tapi tentu aja, skin fasting bukan tanpa risiko. Buat beberapa orang, justru bisa bikin masalah baru. Misalnya:
Kulit jadi kering karena nggak ada pelembap.
Jerawat muncul karena kulit kehilangan perlindungan.
Kalau kamu nggak pakai sunscreen, bisa lebih cepat muncul tanda penuaan.
Jadi sebenarnya, klaim “detox kulit” ini masih diperdebatkan. Dokter kulit biasanya bilang, kulit nggak bisa detox sendiri, karena fungsinya detox ada di liver dan ginjal, bukan di wajah. Tapi, istirahat sebentar dari bahan aktif keras kayak retinol atau AHA/BHA bisa jadi ide bagus buat menenangkan kulit.
Siapa yang Cocok Coba?
Skin fasting biasanya cocok buat:
Kamu yang merasa kulit “overwhelmed” alias gampang merah, iritasi, atau breakout gara gara terlalu banyak pakai produk.
Kamu yang pengin tahu produk mana sebenarnya yang bikin kulit cocok atau nggak cocok.
Kamu yang pengin kasih jeda sebelum coba produk baru.
Tapi kalau kamu punya masalah kulit serius (misalnya jerawat parah, eksim, atau rosacea), sebaiknya jangan coba skin fasting tanpa konsultasi dulu ke dokter.
Cara Aman Melakukan Skin Fasting
Kalau kamu tertarik coba, ini tips biar tetap aman:
Jangan skip sunscreen. Ini wajib banget. Puasa skincare boleh, tapi melawan sinar UV tetap harus dijaga.
Dengarkan kulitmu. Kalau kulit mulai kering parah, tambahkan pelembap ringan.
Jangan terlalu lama. Coba dulu seminggu, lihat reaksinya. Kalau cocok, baru diperpanjang.
Hidrasi dari dalam. Minum cukup air, makan buah dan sayur, ini justru punya efek besar buat kulit.
Sebenarnya perlu gak sih?
Nah, balik lagi ke pertanyaan awal: apakah skin fasting perlu?
Jawabannya tergantung. Kalau kamu tipe orang yang udah nyaman dengan rutinitas skincare, kulitmu baik baik aja, ya mungkin nggak perlu. Tapi kalau kamu ngerasa kulitmu lagi “teriak” gara gara terlalu banyak produk, bisa banget coba skin fasting sebagai jeda.
Kadang kulit butuh istirahat, sama kayak tubuh kita yang butuh tidur.
Tren skin fasting ini unik karena ngasih perspektif berbeda: nggak selalu semakin banyak skincare semakin bagus. Kadang, justru dengan mengurangi, kulit bisa kasih respons positif.
Tapi nggak ada satu tren pun yang cocok buat semua orang. Kulit itu personal banget. Jadi, jangan asal ikut ikutan, tapi pahami dulu kondisi kulitmu.
Kalau penasaran, boleh coba versi ringan dulu. Siapa tahu kamu malah menemukan kalau kulitmu lebih suka yang simpel, nggak ribet. Nah, kalau ternyata nggak cocok, ya balik lagi ke rutinitas lama. Namanya juga eksperimen, kan?
Semoga pembahasan kali ini “Skin Fasting” Tren Stop Skincare yang Bikin Kulit ‘Detox’” Bermanfaat untuk kamu, sampai jumpa di pembahasan menarik lainnya seputar kecantikan!
Leave Your Comment:
Anda harus masuk untuk berkomentar.