
Kalau kamu merasa lelah, bukan karena pekerjaan, bukan juga karena badan capek, tapi karena… teman? Iya, teman yang selama ini kamu anggap dekat, bahkan mungkin kamu percaya banget, tapi belakangan kok malah bikin kamu stres terus?
Kalau kamu lagi ngerasa kayak gitu, bisa jadi kamu sedang ada dalam hubungan pertemanan yang sudah nggak sehat lagi. Bukan berarti kamu harus langsung musuhan, ya. Tapi penting banget buat kamu sadar sejak awal, supaya nggak makin dalam tenggelam dalam hubungan yang pelan pelan mengikis semangat dan kepercayaan dirimu.
Nah, yuk kita obrolin bareng. Kita bahas tanda-tandanya, kenapa bisa terjadi, dan apa yang bisa kamu lakukan kalau ternyata kamu sedang ada di fase ini. Simak “Tanda Hubungan Pertemananmu Sudah Tidak Sehat Lagi!” Sampai selesai ya!
Pertemanan Itu Seharusnya Menyehatkan
Kamu tahu nggak, pertemanan itu salah satu bentuk relasi yang paling penting dalam hidup kita. Di luar keluarga dan pasangan, teman sering jadi orang yang paling sering dengerin curhat kita, nemenin kita di masa sulit, bahkan jadi cermin buat kita bertumbuh jadi versi terbaik diri sendiri.
Tapi sayangnya, nggak semua hubungan pertemanan berjalan semanis itu. Kadang ada masa di mana hubungan yang dulu bikin kamu bahagia, justru sekarang bikin kamu sering nangis sendirian. Bukan karena temanmu jahat, tapi karena hubungan itu sudah nggak lagi sehat.
- Kamu Merasa Takut untuk Jujur
Nah ini, tanda pertama yang sering banget diremehkan. Kalau kamu ngerasa harus berpikir berkali kali sebelum cerita sesuatu, takut disalahpahami, takut di bocorkan, atau takut malah di jadikan bahan gosip… itu alarm merah, lho.
Pertemanan yang sehat seharusnya bikin kamu nyaman jadi diri sendiri. Kamu bisa cerita tanpa takut dihakimi. Kalau kamu malah harus menyensor perasaanmu tiap kali ngobrol, berarti ada yang nggak beres.
- Semua Harus Tentang Dia
Setiap kali ngobrol, yang di bahas cuma dia dan dia lagi. Cerita kamu nggak pernah selesai karena di potong. Pendapat kamu dianggap angin lalu. Lama lama kamu ngerasa kayak cuma ‘penonton’ dalam pertemanan itu.
Teman yang sehat itu seimbang. Nggak harus 50:50 terus sih, tapi setidaknya kamu juga punya ruang untuk di dengar, bukan cuma jadi tempat curahan tanpa henti.
- Dia Sering Ngerendahin Kamu, Tapi Bungkusnya Bercanda
Hati hati lho, candaan yang terus-menerus merendahkan bisa jadi bentuk kekerasan psikologis terselubung. Misalnya: “Ih kamu mah emang lemot dari dulu,” atau “Kamu kan nggak secerdas itu, ngapain sih sok ambisi?”
Kalau kamu merasa ‘di lecehkan’ dalam bentuk lelucon yang berulang ulang, itu nggak lucu, dan kamu berhak nggak nyaman. Teman yang sehat nggak akan membuat kamu merasa bodoh atau rendah diri, apalagi di depan orang lain.
- Kamu Merasa Bersalah Kalau Nggak Nurutin Dia
Ada teman yang tanpa sadar bikin kamu ngerasa bersalah kalau nolak ajakannya. Padahal kamu punya alasan jelas, tapi tetap aja kamu ditekan secara halus “Yaelah, kamu mah emang nggak pernah ada waktu buat aku.”
Lama-lama, kamu jadi mikir, “Jangan jangan aku emang teman yang buruk ya?”
Padahal bukan. Itu bukan salah kamu. Kalau temanmu bikin kamu terus terusan merasa bersalah padahal kamu cuma berusaha jaga diri, itu tandanya hubungan itu udah nggak sehat lagi.
- Dia Suka Bikin Drama
Kamu pernah ketemu orang yang selalu aja ada masalah sama orang lain? Kalau hari ini dia musuhan sama si A, besok sama si B, dan lusa giliran kamu yang jadi target, itu tandanya kamu lagi di zona berbahaya.
Teman yang dewasa emosional nggak akan terus menerus menciptakan konflik. Kalau dalam lingkup pertemanan, kamu malah kebanyakan drama, capek lho, dan itu bisa menguras energi kamu tiap hari.
- Kamu Gampang Cemas Kalau Dapat Pesan Darinya
Setiap kali notifikasi dari dia muncul, kamu langsung deg degan. Bukan karena rindu, tapi karena takut: “Ada apa lagi nih?”
Kalau kamu sampai mengalami reaksi emosional kayak gitu cuma karena chat masuk dari teman sendiri, coba kamu evaluasi. Apakah hubungan itu masih bikin kamu tenang atau justru bikin kamu terus hidup dalam kecemasan?
- Dia Hanya Datang Saat Butuh
Kamu tahu rasanya jadi ‘ban serep’? Iya, saat dia senang, dia entah di mana. Tapi begitu dia kena masalah, baru deh kamu di hubungi. Dan setelah urusannya selesai, kamu di lupakan lagi.
Kalau ini terjadi berkali kali, kamu harus mulai bertanya apakah ini pertemanan atau pemanfaatan?
- Kamu Merasa Kehilangan Diri Sendiri
Ini tanda yang paling menyesakkan, tapi juga paling penting. Kalau kamu merasa nggak kenal lagi siapa dirimu karena terlalu sibuk menyesuaikan diri dengan dia, itu tandanya kamu harus ‘pulang’ ke dirimu sendiri.
Teman yang baik justru akan mendorong kamu jadi diri sendiri, bukan berubah jadi versi yang mereka inginkan.
Kenapa Kamu Bisa Terjebak di Pertemanan Nggak Sehat?
Pertanyaan bagus. Banyak orang tetap bertahan dalam hubungan pertemanan yang nggak sehat karena beberapa alasan yakni
Kamu udah temenan dari kecil, dan kamu merasa “nggak enak” kalau harus menjaga jarak.
Kamu takut di bilang jahat atau terlalu sensitif.
Kamu berharap suatu hari dia akan berubah.
Padahal kamu perlu tahu, bahwa kamu nggak bertanggung jawab untuk mengubah orang lain, apalagi kalau dalam prosesnya kamu kehilangan kebahagiaanmu sendiri.
Jadi, Apa yang Bisa Kamu Lakukan?
Tenang, kamu nggak sendirian. Dan kamu nggak harus jadi ‘jahat’ untuk menjaga kesehatan mentalmu. Berikut langkah langkah kecil yang bisa kamu mulai:
- Sadari dan Akui
Langkah pertama adalah jujur ke diri sendiri bahwa hubungan ini nggak lagi sehat. Nggak perlu di sangkal sangkal, karena semakin kamu mengabaikan, semakin dalam luka yang kamu rasakan.
- Berani Pasang Batasan
Mulailah dari hal sederhana yakni nolak ajakan saat kamu lelah, jujur saat kamu nggak nyaman, atau berhenti menjawab chat kalau isinya cuma bikin kamu capek mental.
- Ambil Jarak yang Sehat
Jarak bukan berarti memutus hubungan total, tapi memberikan ruang agar kamu bisa bernapas dan menata ulang hubungan ini. Kadang, hubungan membaik justru setelah diberi waktu dan ruang.
- Curhat ke Orang yang Kamu Percaya
Jangan simpan semua sendiri. Cerita ke orang lain yang kamu percaya bisa bantu kamu melihat situasi dengan lebih jernih. Kadang kita butuh ‘mata kedua’ untuk menyadari bahwa kita sedang tidak baik baik saja.
- Bangun Koneksi Baru
Cari teman baru yang sefrekuensi, yang bikin kamu semangat dan merasa didengar. Memulai dari awal memang nggak mudah, tapi bisa jadi keputusan terbaik buat kamu bertumbuh.
Pertemanan Sehat Itu Bikin Kamu Bertumbuh
Kamu tahu nggak, hidup ini udah cukup menantang tanpa harus kamu tambahkan beban dari hubungan yang menyakitkan. Kamu berhak punya teman yang nggak cuma datang saat butuh, tapi juga hadir saat kamu lagi down. Teman yang bisa tertawa bareng, tapi juga bisa mendengar diam kamu tanpa memaksa cerita.
Pertemanan yang sehat itu bikin kamu nyaman, bukan takut. Bikin kamu lebih percaya diri, bukan malah minder. Bikin kamu jadi versi terbaik dari dirimu sendiri.
Jadi, kalau kamu mulai merasa pertemananmu lebih banyak menyakitinya daripada menyenangkannya, jangan ragu untuk ambil langkah. Kamu punya hak untuk di kelilingi oleh orang orang yang tulus, suportif, dan penuh kebaikan. Semoga pembahasan kita kali ini “Tanda Hubungan Pertemananmu Sudah Tidak Sehat Lagi!” Bermanfaat untuk kamu ya! Sampai jumpa di penjelasan menarik lainnya!
Leave Your Comment:
Anda harus masuk untuk berkomentar.