Bagikan ke Teman

Kamu pasti pernah dengar istilah “teman toxic”, kan?
Biasanya sih kita langsung mikir tentang orang lain yang bikin kita stres, nyakitin hati, atau ngerasa nggak nyaman. Tapi… pernah nggak kamu mikir, jangan jangan justru kamu yang jadi sosok toxic itu?

Wah, jangan keburu defensif dulu ya. Jadi toxic itu bukan berarti kamu orang jahat. Kadang, kita bisa bersikap buruk ke orang lain tanpa sadar karena luka lama, tekanan hidup, atau bahkan kebiasaan yang nggak kita sadari salah.

Nah, biar kamu makin kenal sama dirimu sendiri, yuk kita bahas bareng bareng tanda tanda kamu mulai toxic ke orang lain, lengkap dengan contoh sehari hari yang bisa kamu temui dan lakukan tanpa sadar.
Simak pembahasan kali ini “Tanda Kamu Mulai Toxic ke Orang Lain Jangan Jangan Selama Ini Kamu Nggak Sadar!” Sampai selesai ya!

  1. Kamu Sering Menganggap Dirimu Selalu Benar

Hayo ngaku, kamu pernah nggak sih ngerasa harus banget menang argumen?
Atau kamu jadi nggak bisa nerima pendapat orang, bahkan kalau mereka bener pun kamu cari cara biar tetap keliatan menang?

Kalau iya, bisa jadi itu tanda kamu udah mulai toxic, lho.
Kenapa? Karena kamu memaksakan ego kamu ke orang lain. Dalam hubungan apa pun, teman, pasangan, keluarga, nggak ada yang suka di ajak debat terus terusan apalagi kalau lawannya nggak pernah mau ngalah.

Contoh:
Temanmu ngasih saran, kamu langsung jawab, “Ah, kamu tuh nggak ngerti apa apa soal hidupku.” Padahal saran dia masuk akal. Tapi kamu udah keburu nutup telinga.

Solusi:
Belajar nerima bahwa kamu nggak harus selalu benar. Orang lain juga punya pengalaman dan pandangan yang bisa memperkaya hidupmu.

  1. Kamu Ngerasa Dunia Harus Nyesuaikan Sama Mood Kamu

Kamu marah, semua orang harus ngerti.
Kamu bete, mereka nggak boleh ngajak ngobrol.
Kamu lagi semangat, orang lain harus ikut semangat.
Nah, kalau kamu sering banget kayak gini, hati-hati ya.

Bisa jadi kamu tanpa sadar mengontrol dinamika hubungan berdasarkan mood kamu sendiri. Akhirnya, orang orang di sekitarmu ngerasa capek karena harus jalan di atas ‘ranjau’ emosi kamu terus.

Contoh:
Kamu marah karena telat di jemput, langsung ngambek seharian. Padahal temanmu telat karena jalanan banjir dan udah ngabarin sebelumnya.

Solusi:
Coba belajar regulasi emosi. Gimana caranya? Bisa dari hal sederhana kayak tarik napas dalam sebelum bereaksi, atau kasih jeda waktu sebelum membalas pesan ketika kamu emosi.

  1. Kamu Sering Nyindir Daripada Ngomong Terbuka

“Ya iyalah kamu bisa dapat nilai bagus, kan deket sama dosen.”
“Atau jangan jangan kamu naik gaji karena cari muka ya?”

Nah, kalau kamu sering ngomong kayak gini dengan nada sarkas atau sindiran, mungkin kamu punya rasa iri atau nggak nyaman terhadap keberhasilan orang lain.

Sindiran bisa terasa ringan buat yang ngomong, tapi bisa sangat menyakitkan buat yang dengerin. Kalau udah sering banget kamu lakukan, itu bisa bikin hubungan jadi renggang dan bikin kamu di pandang negatif.

Solusi:
Kalau ada hal yang kamu rasain, lebih baik di omongin baik baik. Jangan di taruh di sindiran. Dan kalau kamu ngerasa iri? Itu wajar, tapi jangan biarkan rasa itu mengubah kamu jadi orang yang nyakitin orang lain.

  1. Kamu Selalu Minta Dukungan Tapi Jarang Memberi Balik

Setiap ada masalah, kamu cari teman buat curhat.
Tapi giliran temanmu yang butuh kamu? Kamu ngilang.
Atau malah kamu ngerasa curhatan mereka tuh “sepele”.

Wah, ini tanda kamu mulai egois dalam hubungan pertemanan.

Hubungan yang sehat itu harus dua arah, lho. Nggak bisa cuma kamu yang terus-terusan ditolongin. Kalau kamu terus mengambil tanpa memberi, lambat laun temanmu bisa ngerasa dimanfaatkan.

Solusi:
Coba perhatikan juga hidup orang lain. Tanyakan kabarnya, dengarkan ceritanya, dan berikan perhatian, sekecil apa pun. Jangan cuma datang pas kamu butuh.

  1. Kamu Meremehkan Perasaan Orang Lain

“Ah, gitu doang baper.”
“Kamu tuh lebay banget.”
“Ya ampun, masih aja mikirin itu.”

Kalau kalimat kalimat itu sering keluar dari mulutmu, bisa jadi kamu merendahkan perasaan orang lain. Bahkan tanpa sadar, kamu bisa bikin mereka ngerasa bodoh karena merasakan sesuatu yang valid.

Ingat ya, tiap orang punya kapasitas emosi yang beda beda. Sesuatu yang kamu anggap ringan, bisa jadi berat banget buat orang lain.

Solusi:
Mulai biasakan untuk bilang, “Aku ngerti kamu ngerasa gitu,” atau, “Ceritain lebih lanjut deh,” sebagai bentuk validasi.

  1. Kamu Suka Mengungkit Masa Lalu Saat Berdebat

Setiap ada konflik baru, kamu malah bawa bawa kesalahan lama:
“Lho, kamu ngomong kayak gitu lagi, kayak waktu itu!”
“Waktu ulang tahun aku kamu juga kayak gini, ingat nggak?”

Mengungkit masa lalu itu bisa bikin orang ngerasa nggak pernah bisa di tebus. Seolah olah mereka selalu salah, dan kamu terus menyimpan dendam kecil di setiap langkah.

Solusi:
Latih dirimu buat fokus di masalah saat ini. Kalau memang ada luka lama, lebih baik di bicarakan di waktu terpisah dengan tenang, bukan di jadikan senjata setiap kali bertengkar.

  1. Kamu Cenderung Ingin Mengendalikan Orang Lain

Mulai dari ngatur pilihan pakaian teman, ngasih komentar tajam soal pasangan mereka, sampai nentuin cara mereka hidup.
“Eh, kamu tuh mending putusin dia deh.”
“Pakai baju itu nggak cocok di kamu.”
“Kok kamu ambil kerjaan itu sih, nggak banget lho.”

Kalau kamu sering campur tangan terlalu dalam dalam hidup orang lain, apalagi tanpa mereka minta, kamu udah masuk ke wilayah mengendalikan hidup orang.

Solusi:
Ingat, setiap orang punya hak buat memilih jalannya sendiri. Kamu boleh kasih masukan, tapi bukan untuk mendikte.

  1. Kamu Merasa Semua Masalah Bukan Salahmu

Kamu sering bilang:
“Aku gini karena kamu yang bikin aku kesel.”
“Kalau kamu nggak kayak gitu, aku juga nggak akan marah.”

Kalau kamu selalu mencari kambing hitam, artinya kamu belum siap bertanggung jawab atas emosimu sendiri. Dan ini bisa sangat melelahkan buat orang-orang yang deket denganmu.

Solusi:
Mulai biasakan buat bilang:

“Aku minta maaf, aku udah kelewatan.”

“Tadi aku bereaksi terlalu keras, itu salahku.”

Itu bukan tanda kamu kalah, tapi tanda kamu dewasa secara emosional.

  1. Kamu Cepat Merasa Di khianati Padahal Belum Tentu

Kamu gampang curiga kalau temanmu hangout sama orang lain.
Kamu marah karena chat kamu dibales telat.
Kamu ngerasa di tinggalin hanya karena mereka lagi sibuk.

Ini bisa jadi tanda kamu punya insecurity yang belum selesai, dan malah mengarahkan itu ke orang lain. Akhirnya, kamu malah bikin mereka menjauh karena capek dituduh terus.

Solusi:
Bangun komunikasi yang terbuka. Jangan pakai asumsi, tanyakan langsung dengan nada baik. Dan perkuat juga rasa percaya dirimu, agar nggak selalu merasa ditinggalkan.

  1. Kamu Nggak Pernah Minta Maaf Duluan

Kalimat “maaf” itu pendek, tapi sering jadi yang paling susah di ucapkan.

Kalau kamu selalu nunggu orang lain yang minta maaf dulu, atau ngerasa gengsi banget buat ngaku salah, itu tanda bahwa kamu lebih menjaga egomu daripada hubungan.

Padahal…
Minta maaf bukan berarti kamu lemah. Justru sebaliknya, itu tanda bahwa kamu cukup kuat buat mengakui kesalahan dan memperbaiki keadaan.

Sadari, Akui, dan Perbaiki

Nah, setelah kamu baca semua tanda di atas, coba tanya ke diri sendiri:

Apakah aku pernah melakukan ini semua?

Apa aku sadar saat melakukannya?

Apa aku mau berubah?

Nggak perlu langsung minder atau merasa kamu orang jahat, ya. Karena kenyataannya, setiap orang bisa jadi toxic.
Yang membedakan adalah: kamu mau sadar dan berubah atau enggak.

Karena dalam hubungan apa pun, baik itu pertemanan, keluarga, atau asmara, kesadaran diri itu fondasi utama.
Dan berita baiknya, kamu bisa mulai hari ini. Mulai dari hal kecil, seperti:

Dengerin orang tanpa menyela

Mengakui kesalahan meski cuma sedikit

Bertanya ke orang dekat, “Aku pernah nyakitin kamu nggak sih tanpa aku sadar?”

Jadi… jangan buru buru nunjuk orang lain sebagai toxic ya. Bisa jadi, kamu juga punya racun kecil yang perlu kamu bersihkan dari dalam dirimu sendiri. Semoga pembahasan kali ini “Tanda Kamu Mulai Toxic ke Orang Lain Jangan Jangan Selama Ini Kamu Nggak Sadar!” Bermanfaat untuk kamu ya! Dan semoga kita bisa memperbaiki diri dengan lebih baik lagi!

PREVIOUS POST
You May Also Like

Leave Your Comment: