Bagikan ke Teman

Kamu sering bangunin orang yang lagi tidur terus dia malah marah? Atau sebaliknya, kamu lagi nyenyak nyenyaknya, eh ada yang bangunin dengan cara nggak enak, jadinya bad mood seharian.

Nah, dalam Islam, ternyata perkara membangunkan orang tidur itu bukan hal sepele, lho.
Ada adab adabnya. Ada nilai kasih sayang, empati, dan juga tuntunan dari Rasulullah yang bisa kita jadikan pegangan.
Soalnya, bangunin orang itu bukan cuma soal “supaya dia bangun”, tapi juga bagaimana cara kita memperlakukan sesama dengan penuh adab dan hikmah.
Yuk kita bahas lebih dalam soal ini. Mulai dari bagaimana Islam memandang tidur, kapan sebaiknya membangunkan orang, hingga adab dan contoh dari Rasulullah SAW yang bisa kita ikuti. Siapa tahu, habis baca ini kamu jadi lebih bijak saat membangunkan orang, entah itu anak, pasangan, teman, atau siapa pun.
Simak penjelasan “Adab Membangunkan Orang Tidur dalam Islam ” Ini sampai selesai ya!

Tidur Itu Nikmat, Tapi Bukan Tujuan Hidup

Pertama tama, kita harus pahami dulu bahwa tidur dalam Islam itu bukan hal negatif.
Tidur adalah salah satu bentuk rahmat dan nikmat dari Allah SWT. Di dalam Al Qur’an di sebutkan:

“Dan di antara tanda tanda kekuasaan Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari, dan usahamu mencari sebagian dari karunia Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda tanda bagi kaum yang mendengarkan.”
(Surat Ar-Rum ayat 23)

Tidur adalah cara Allah mengistirahatkan tubuh dan jiwa manusia.
Tapi ya tentu aja, tidur juga nggak boleh kelewatan. Jangan sampai karena keenakan tidur, kita jadi melewatkan kewajiban, seperti shalat subuh misalnya.

Di sinilah pentingnya peran orang sekitar. Membangunkan orang tidur, khususnya untuk ibadah atau keperluan penting, bisa jadi bentuk kasih sayang yang luar biasa besar asal di lakukan dengan cara yang baik.

Kapan Harus Membangunkan Orang?

Nggak semua tidur perlu di bangunkan. Tapi dalam beberapa kondisi, justru sangat di anjurkan. Contohnya:

Untuk Shalat Wajib, terutama shalat Subuh
Rasulullah SAW bersabda:
“Setan mengikat tengkuk salah seorang dari kalian ketika tidur dengan tiga ikatan… jika ia bangun dan mengingat Allah, maka terlepaslah satu ikatan…”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi, bangunin orang untuk shalat itu bukan sekadar menyuruh, tapi menyelamatkan dari godaan setan.

Saat ada kebutuhan mendesak
Misal, waktunya berangkat kerja, sekolah, atau ada hal darurat.
Di sini, membangunkan menjadi bentuk tanggung jawab dan perhatian.

Kalau tidurnya berlebihan
Kalau sudah keterusan tidur sampai kehilangan waktu produktif, membangunkan bisa jadi cara untuk menegur dengan lembut.

Tapi ingat ya, jangan sembarangan juga. Karena…

Membangunkan Orang Itu Ada Adabnya

Islam adalah agama adab. Bahkan hal kecil seperti masuk kamar orang pun di ajarkan tata caranya. Begitu juga membangunkan orang tidur.

  1. Lihat Siapa yang Kamu Bangunkan

Membangunkan anak kecil tentu beda dengan membangunkan orang tua.
Kalau istri membangunkan suami, atau sebaliknya, juga ada nilai kelembutan dan kasih sayang tersendiri.
Kalau kamu membangunkan teman sekamar atau sepupu, maka pakai cara yang sopan dan tidak mengejutkan.

Dalam riwayat HR. Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW biasa membangunkan keluarganya untuk shalat malam dengan lembut dan sabar.

Contoh paling masyhur adalah ketika Rasulullah membangunkan putrinya, Fatimah RA, dan menantunya, Ali bin Abi Thalib. Beliau hanya berkata:

“Tidakkah kalian bangun untuk shalat malam?”
Tanpa marah, tanpa maki. Hanya pertanyaan lembut yang menyentuh hati.

  1. Jangan Pakai Nada Tinggi

Nah ini, yang sering kejadian.
Mungkin karena panik atau buru buru, kadang kita membangunkan dengan cara yang agak kasar:

“Bangun dong! Subuh udah jam berapa nih!”

“Tidur mulu, kerjaan nggak kelar kelar!”

“Hei! Berapa lama lagi kamu mau tidur?!”

Padahal, Rasulullah tidak pernah membangunkan orang dengan bentakan.
Dalam Islam, adab bicara itu penting. Nada lembut lebih menyentuh hati daripada suara keras.

Kalau perlu, sebut nama orang tersebut sambil menepuk perlahan atau mengelus pundaknya. Bisa juga di bacakan dzikir atau doa pendek supaya suasana bangunnya lebih adem.

  1. Jangan Sentuh Bagian Sensitif

Kalau kamu membangunkan seseorang, terutama lawan jenis yang bukan mahram, jangan asal sentuh.
Dalam Islam, menyentuh bagian tubuh orang lain itu ada aturan kehormatannya.

Bahkan sesama mahram pun, tetap harus tahu batas. Membangunkan anak, misalnya, jangan sentuh wajah atau perut langsung, tapi tegur pelan atau sentuh bagian yang aman seperti lengan atau pundak.

  1. Jangan Mengagetkan atau Membuat Panik

Kalau kamu pernah di bangunin dengan cara yang bikin jantungan, kamu pasti paham betapa nggak enaknya.
Islam mengajarkan kita untuk menghindari tindakan yang bisa menakutkan atau menyakiti hati orang lain, termasuk saat membangunkan tidur.

Jadi, jangan tiba tiba membentak, menyalakan lampu terang mendadak, atau menarik selimut dengan kasar.
Lebih baik pelan pelan di mulai dari memanggil nama, mengetuk pintu, atau menyebutkan alasan kenapa perlu bangun sekarang.

Membangunkan Anak dengan Cara Islami

Ini nih, yang sering jadi tantangan: membangunkan anak anak untuk shalat atau sekolah.

Anak anak, apalagi yang masih kecil, memang belum punya kesadaran penuh. Tapi Islam menganjurkan orang tua melatih anak sejak dini, dengan penuh kesabaran.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Perintahkan anak anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun.” (HR. Abu Dawud)

Tapi bukan berarti menyuruh pakai cara keras, ya.
Gunakan pendekatan:

Bangunkan dengan belaian

Ajak dengan cerita atau motivasi

Gunakan pujian kecil, seperti: “Anak shalih bangunnya cepat, ya!”

Bisa juga di barengi dengan shalat bareng, supaya terasa ada contoh nyata

Tujuan utamanya bukan sekadar bikin mereka bangun, tapi membentuk kesadaran dan cinta pada ibadah.

Mengapa Adab Ini Penting?

Kamu mungkin bertanya tanya,
“Kenapa sih, repot repot banget pakai adab segala?”

Jawabannya karena setiap tindakan kecil dalam Islam punya nilai ibadah, kalau di lakukan dengan niat yang benar dan cara yang baik.
Membangunkan orang tidur bisa jadi pahala besar, apalagi jika itu untuk mengingatkan ibadah. Tapi kalau caranya kasar, bisa jadi malah jadi dosa karena menyakiti hati orang lain.

Ingat, dalam Islam akhlak itu sangat penting. Rasulullah SAW di utus untuk menyempurnakan akhlak, bukan sekadar mengajarkan ritual.

Membangunkan Itu Tanda Cinta

Tidur itu nikmat, tapi membangunkan dengan adab adalah tanda sayang yang sesungguhnya.
Entah itu kamu membangunkan anak, pasangan, orang tua, atau teman, lakukanlah dengan kasih dan kelembutan.

Karena siapa tahu, lewat sentuhan lembut dan kata kata baikmu, seseorang jadi bangun bukan cuma dari tidurnya, tapi juga dari kelalaiannya.
Dan bisa jadi, amal kecil seperti ini yang menyelamatkan kamu dan dia di akhirat kelak.

Nah, mulai besok, yuk bangunin orang dengan adab.
Nggak perlu suara keras. Cukup dengan niat baik, kata yang lembut, dan hati yang tulus.
InsyaAllah, efeknya jauh lebih besar dari sekadar “bangun dari tidur”.
Semoga penjelasan “Adab Membangunkan Orang Tidur dalam Islam” Ini bermanfaat untuk kamu ya! Sampai jumpa di pembahasan menarik lainnya!

PREVIOUS POST
You May Also Like

Leave Your Comment: