
Sebelumnya kita sudah membahas sekilas jika pada susu bubuk banyak mengandung zat ini. Hanya saja, kita belum membahas apa sebenarnya bahaya maltodextrin, bukan? Karena ada banyak yang menganjurkan menghindari zat ini terutama untuk anak-anak. Untuk itu, mari simak penjelasan serta bahaya zat tersebut di bawah ini.
Apa Sebenarnya Maltodextrin Ini?
Maltodextrin adalah polisakarida yang sering digunakan dalam industri makanan dan minuman sebagai bahan tambahan. Maltodextrin terdiri dari rantai pendek glukosa yang diperoleh melalui proses hidrolisis dari pati, seperti pati jagung, beras, atau kentang. Proses ini melibatkan pemecahan pati menjadi unit-unit glukosa yang lebih kecil menggunakan enzim atau asam.
Dalam bentuknya yang murni, maltodextrin muncul sebagai bubuk putih yang mudah larut dalam air. Ketika dicampurkan dengan air, maltodextrin membentuk larutan yang jernih dan tidak berasa. Hal ini disebabkan oleh sifatnya yang relatif tidak memiliki rasa manis yang kuat dibandingkan dengan gula biasa. Maltodextrin juga dikenal karena kemampuannya untuk meningkatkan viskositas dan tekstur produk makanan.
Maltodextrin banyak digunakan sebagai bahan pengisi dan penstabil dalam berbagai produk makanan dan minuman. Misalnya, dalam makanan olahan, maltodextrin dapat memperbaiki tekstur, meningkatkan volume, dan mengontrol kelembaban. Selain itu, maltodextrin juga sering digunakan dalam produk-produk seperti makanan ringan, saus, sup, minuman energi, dan suplemen nutrisi.
Dalam industri farmasi, maltodextrin berfungsi sebagai pengikat dalam tablet atau kapsul, serta sebagai bahan pengisi dalam produk-produk yang membutuhkan stabilitas tinggi. Maltodextrin juga sering digunakan dalam produk-produk diet dan olahraga untuk memberikan sumber energi yang cepat diserap oleh tubuh.
Metabolisme maltodextrin dalam tubuh mirip dengan glukosa karena ia dipecah menjadi glukosa oleh enzim pencernaan. Glukosa ini kemudian diserap ke dalam aliran darah dan digunakan sebagai sumber energi. Walau maltodextrin memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi daripada beberapa sumber karbohidrat lainnya, ini berarti ia dapat meningkatkan kadar gula darah lebih cepat.
Namun, penggunaan maltodextrin perlu diperhatikan, terutama bagi individu yang memiliki sensitivitas terhadap karbohidrat atau yang perlu mengontrol asupan gula darah. Meskipun dianggap aman untuk konsumsi dalam jumlah wajar, konsumsi berlebihan dapat berkontribusi pada masalah kesehatan seperti peningkatan berat badan atau gangguan metabolik.
Apa Saja Bahaya Maltodextrin?
Maltodextrin, yang sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam berbagai produk makanan dan minuman, dapat menimbulkan beberapa potensi bahaya bagi kesehatan anak jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Meskipun maltodextrin umumnya dianggap aman oleh badan regulasi seperti FDA, ada beberapa alasan mengapa konsumsi berlebihan harus dihindari, terutama pada anak-anak.
- Pertama, maltodextrin memiliki indeks glikemik yang tinggi, yang berarti ia dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat. Ketika anak-anak mengkonsumsi produk yang mengandung maltodextrin, mereka dapat mengalami lonjakan kadar gula darah yang tajam. Kenaikan kadar gula darah ini dapat memicu pelepasan insulin yang berlebihan, yang seiring waktu dapat mengganggu regulasi gula darah dan berpotensi menyebabkan masalah seperti diabetes tipe 2.
- Kedua, konsumsi maltodextrin secara berlebihan dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan. Karena maltodextrin adalah sumber karbohidrat yang cepat diserap, ia dapat menambah kalori secara signifikan jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Penambahan kalori dari maltodextrin dapat menyebabkan penambahan berat badan pada anak-anak, terutama jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang memadai. Kelebihan berat badan pada anak-anak dapat berpotensi mengarah pada masalah kesehatan jangka panjang, termasuk risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan masalah metabolik.
- Ketiga, maltodextrin dapat mempengaruhi keseimbangan mikrobiota usus. Walaupun maltodextrin relatif mudah dicerna dan tidak mempengaruhi pencernaan secara langsung, konsumsi dalam jumlah besar dapat mempengaruhi komposisi mikrobiota usus. Perubahan dalam mikrobiota usus dapat mempengaruhi kesehatan pencernaan dan fungsi kekebalan tubuh anak, serta dapat menyebabkan gangguan seperti diare atau sembelit.
- Keempat, beberapa anak mungkin mengalami reaksi alergi atau sensitivitas terhadap maltodextrin. Meskipun reaksi ini jarang terjadi, gejala yang mungkin muncul termasuk ruam kulit, gatal-gatal, atau gangguan pencernaan. Orang tua perlu memperhatikan reaksi anak terhadap makanan atau minuman yang mengandung maltodextrin dan berkonsultasi dengan profesional medis jika muncul gejala yang mencurigakan.
- Kelima, konsumsi maltodextrin dalam produk makanan olahan seringkali disertai dengan tambahan bahan lain, seperti gula tambahan, pengawet, atau pewarna buatan, yang dapat berkontribusi pada pola makan yang kurang sehat. Diet yang mengandung banyak makanan olahan dan bahan tambahan seperti maltodextrin dapat mengurangi asupan nutrisi penting dan meningkatkan risiko kekurangan vitamin serta mineral penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memantau konsumsi maltodextrin dan bahan tambahan lainnya dalam diet anak-anak mereka. Membatasi asupan makanan olahan dan lebih memilih makanan segar dan alami dapat membantu mengurangi potensi risiko kesehatan yang terkait dengan maltodextrin. Jika ada kekhawatiran tentang dampak kesehatan dari makanan tertentu, berkonsultasilah dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan nasihat yang sesuai dengan kebutuhan spesifik anak.
Leave Your Comment:
Anda harus masuk untuk berkomentar.