
Beberapa waktu lalu ada banyak keluhan tentang gigi ibu menyusui rentan rusak. Kenapa? Apakah pemberian ASI eksklusif semengerikan itu? Apakah ada penyebab yang membuat gigi ibu menyusui mudah rusak? Agar tidak salah kaprah, mari kita bahas secara lengkap pada postingan kali ini.
Kenapa Gigi Ibu Menyusui Rentan Rusak?
Berikut adalah penjelasan medis dan ilmiah mengapa gigi ibu menyusui rentan rusak dan mengalami gigi keropos:
1. Perubahan hormonal
Selama masa menyusui, kadar hormon prolaktin meningkat untuk merangsang produksi ASI. Hormon ini, bersama dengan perubahan kadar estrogen dan progesteron pasca-melahirkan, dapat mempengaruhi kesehatan mulut:
- Estrogen dan progesteron mempengaruhi aliran darah di gusi dan jaringan pendukung gigi. Penurunan estrogen dapat mempengaruhi kesehatan tulang alveolar (tulang rahang tempat gigi bertumpu).
- Gusi menjadi lebih rentan mengalami inflamasi (radang), sehingga lebih mudah berdarah, dan ini bisa meningkatkan risiko penyakit gusi (gingivitis) yang terkait dengan kerusakan gigi.
2. Kekurangan kalsium
Walaupun produksi ASI tidak secara langsung “menguras” kalsium dari gigi (karena kalsium gigi bersifat stabil), ada peningkatan kebutuhan kalsium selama menyusui untuk memastikan komposisi ASI tetap memadai. Jika asupan kalsium dari makanan tidak mencukupi, tubuh mengambil kalsium dari tulang (bukan gigi secara langsung). Ini bisa mempengaruhi kesehatan tulang rahang pendukung gigi, yang kemudian dapat memperburuk risiko gigi goyah atau penyakit periodontal.
3. Mulut kering (xerostomia)
Ibu menyusui sering mengalami dehidrasi ringan karena kebutuhan cairan meningkat untuk produksi ASI. Dehidrasi ini bisa menurunkan produksi air liur:
- Air liur penting untuk membersihkan sisa makanan dan melindungi email gigi dari asam (dari bakteri yang menghasilkan asam).
- Dengan berkurangnya air liur, risiko pertumbuhan bakteri dan pembentukan plak meningkat, memicu gigi berlubang (karies) lebih mudah terjadi.
4. Perubahan pola makan dan kebiasaan makan
Ibu menyusui sering merasa lapar dan ngemil lebih sering untuk menjaga energi:
- Ngemil atau konsumsi makanan manis/karbohidrat sering tanpa disertai menyikat gigi yang cukup, meningkatkan paparan gigi pada asam bakteri.
- Ini menyebabkan pelunakan email dan mempercepat kerusakan gigi.
Risiko kerusakan gigi pada ibu menyusui bukan disebabkan oleh “pengambilan kalsium dari gigi”, tetapi dari:
- Perubahan hormonal yang mempengaruhi kesehatan gusi.
- Kebutuhan kalsium lebih tinggi → bila tidak tercukupi, tulang rahang bisa berisiko.
- Air liur berkurang → perlindungan alami gigi menurun.
- Kebiasaan makan lebih sering → meningkatkan peluang bakteri memproduksi asam.
Rekomendasi:
- Penuhi kebutuhan kalsium (susu, keju, sayur hijau, suplemen jika perlu).
- Jaga kebersihan mulut: menyikat gigi 2x sehari dan flossing.
- Minum cukup air untuk menjaga kelembaban mulut.
- Periksakan gigi secara rutin (idealnya setiap 6 bulan).
Apakah Ibu Menyusui Butuh Asupan Kalsium Secara Rutin?
Ya, ibu yang menyusui secara rutin memang membutuhkan asupan kalsium yang cukup. Berikut penjelasan ilmiahnya:
1. Kalsium dalam ASI
- Kalsium adalah salah satu mineral utama dalam ASI (sekitar 200-300 mg/liter ASI).
- Karena produksi ASI bisa mencapai sekitar 750 ml/hari, ibu menyusui akan kehilangan sekitar 200-300 mg kalsium setiap hari melalui ASI.
2. Asal kalsium dalam tubuh ibu
- Tubuh ibu akan memastikan kadar kalsium dalam ASI tetap stabil. Jika asupan kalsium tidak mencukupi dari makanan, tubuh akan mengambil kalsium dari tulang (bukan dari gigi secara langsung) untuk menjaga komposisi ASI.
- Ini adalah respons fisiologis alami tubuh untuk melindungi kualitas ASI.
3. Peningkatan kebutuhan kalsium
- Menurut Institute of Medicine (IOM) dan WHO, kebutuhan kalsium ibu menyusui sama dengan ibu yang tidak menyusui (sekitar 1000 mg/hari untuk dewasa muda, atau 1300 mg/hari untuk remaja). Namun, praktiknya, karena ada “kehilangan” kalsium lewat ASI, kebutuhan ini sebaiknya benar-benar tercapai agar tidak mengorbankan kesehatan tulang ibu.
- Jika asupan kalsium harian terlalu rendah, risiko penurunan massa tulang (bone mineral density) ibu meningkat.
4. Mekanisme adaptasi tubuh
- Tubuh sebenarnya melakukan adaptasi: hormon paratiroid dan kalsitonin membantu meningkatkan penyerapan kalsium dari usus selama menyusui.
- Tetapi jika asupan dari makanan sangat rendah, penyerapan usus saja tidak cukup, dan tulang ibu menjadi cadangan utama kalsium.
Ibu menyusui butuh asupan kalsium yang adekuat karena:
- Kehilangan 200-300 mg kalsium/hari lewat ASI.
- Tubuh akan mengambil kalsium dari tulang bila asupan tidak cukup.
- Kekurangan asupan kalsium dapat meningkatkan risiko osteoporosis di kemudian hari.
Sumber kalsium alami: Susu, yoghurt, keju, tahu, tempe, sayuran hijau (bayam, brokoli), kacang-kacangan.
Leave Your Comment:
Anda harus masuk untuk berkomentar.