
Siapa yang sangat malas untuk berberes rumah?
Atau gemar menumpuk barang barang yang sebenarnya tidak anda butuhkan?
Awas, bisa jadi anda mengalami Hoarding disorder lo!
Apa sih Hoarding disorder itu?
Hoarding disorder adalah perilaku gemar menimbun barang yang tidak berharga. Biasanya Alasan menimbun barang tersebut karena menganggap barang tersebut akan berguna di kemudian hari, mengingatkan pada suatu peristiwa, atau merasa aman ketika dikelilingi barang barang tersebut.
Dia akan senantiasa merasa bingung apabila suatu saat, dia membutuhkan suatu barang dan tak dapat menemukannya kembali.
Kebiasaan Penderita Hoarding disorder
Penderita hoarding disorder biasanya menyimpan banyak benda di kediamannya, seperti koran atau majalah, perlengkapan rumah tangga, Botol Minum, bahkan pakaian yang sudah kotor atau rusak. Hal ini membuat tempat tinggalnya sempit karena terisi penuh dengan benda benda yang mereka timbun.
Penyebab Hoarding Disorder
Penyebab hoarding disorder belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini, yaitu:
- Mengalami gangguan mental, seperti depresi, gangguan obsesif kompulsif (OCD) , dan skizofrenia
- Dibesarkan dalam keluarga yang tidak mengajari cara memilah barang dengan baik.
- Memiliki riwayat keluarga yang menderita hoarding disorder
- Pernah ditinggalkan oleh orang yang dicintai
- Pernah Kehilangan harta benda akibat hal hal yang tidak diinginkan
Faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap adanya gangguan Hoarding disorder
Hoarding disorder memang memiliki beberapa faktor yang dapat memperparah serta memperburuk keadaannya lo! Namun faktor yang paling penting adalah sebagai berikut:
1. Usia seseorang
Orang dewasa yang berusia 55 tahun ke atas tiga kali lebih rentan mengalaminya ketimbang yang lebih muda. Kemampuan berfikir otak mereka cenderung melemah dan kurang baik.
Rata rata, orang yang merasa butuh bantuan psikiateradalah mereka yang berusia 50 tahun keatas walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa orang yang masih muda juga dapat mengalami gangguan otak pula.
Remaja bisa juga mengalami gangguan Hoarding Disorder ini, namun gejalanya lebih tidak signifikan. Hal Ini dikarenakan remaja biasanya masih tinggal bersama orang tua atau teman sekamar sehingga dapat menerapkan regulasi yang baik terhadap pemilihan dan penyimpanan barangnya. Kebiasaan menyimpan barang yang signifikan biasanya mulai mengintervensi kehidupan sejak usia 20 hingga 30 tahun dimana usia produktif dan memulai berumah tangga.
2. Troubled inner child
Troubled inner child atau masa kecil yang tidak berjalan mulus juga bisa menjadi pemicu seseorang menjadi memiliki masalah pada masa tuanya. Pemicunya beragam, entah itu terbiasa melihat tumpukan barang di rumah, kerap dimarahi, atau kesulitan membeli sesuatu karena keterbatasan justru bisa menjadi titik balik menjadi seseorang gangguan ini.
3. Kebiasaan Seseorang
Orang yang terbiasa hidup dalam lingkungan atau situasi berantakan juga bisa jadi penyebabnya.
Lambat laun, mereka terbiasa dengan situasi tidak teratur dan menganggapnya sebagai hal biasa. Terkadang, kondisi inilebih rentan terjadi pada orang yang hidup seorang diri.
Gejala hoarding disorder
Orang yang mengalami hoarding disorder bisa tidak sadar akan gejalanya lo!
Namun Beberapa gejalanya yang timbul yakni seperti:
- Sulit untuk berpisah dengan benda bendanya. Baik itu benda yang berharga maupun tidak berharga.
- Memiliki banyak sekali barang di rumah, di kantor, atau lingkungan yang sering digunakan dan ditinggali. Bahkan yang lebih parah lagi yakni tempat tinggal penderita yang penuh dengan benda yang dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan penghuninya.
- Sulit menemukan benda benda yang penting karena terlalu banyak benda
- Tidak rela untuk membuang benda bendanya karena merasa suatu hari akan membutuhkannya. Serta Sulit untuk membuang barang barang walaupun yang tidak diperlukan
- Menyimpan banyak benda karena merasa bisa mengingatkan pada seseorang atau kejadian penting
- Menyimpan benda gratis atau tak bernilai bahkan yang tak berguna
- Merasa stres dengan banyaknya barang namun tak berusaha mengurangi jumlah benda
- Menyalahkan area yang terlalu sempit atas banyaknya barang dalam suatu ruangan. Padahal barangnya lah yang terlalu menumpuk dan tak berguna.
- Ruangan terlalu penuh dengan barang barang sehingga tak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini menyebabkan gangguan dalam mengungsikan ruangan di rumah sebagaimana mestinya
- Tidak mengizinkan orang lain memperbaiki barang yang sudah rusak di rumah
- Menghindari menerima tamu di rumah karena penuh dengan barang
- Dapat menyebabkan Konflik dengan orang orang terdekat karena terlalu banyak barang di dalam rumah
- Merasa cemas ketika hendak membuang barang yang tidak diperlukan
- Sulit dalam mengambil keputusan akan membuang atau menyimpan barang barangnya
- Mencari benda lain dari luar rumah yang menurutnya bisa ditimbun
- Merasa cemas atau tak nyaman saat benda miliknya disentuh orang lain
- Melarang orang lain membersihkan rumahnya
Efek Buruk yang ditimbulkan karena Mengalami Hoarding Disorder
1. Meningkatkan Risiko Kecelakaan
Bukan hanya berisiko meningkatkan debu hingga kotoran lainnya, kondisi ini juga bisa memicu risiko kecelakaan yang disebabkan oleh penumpukan barang.
2. Mengancam Kesehatan
Hoarding Disorder dapat memicu gangguan kesehatan karena kotoran kotoran yang ditimbulkan. Selain itu kotoran. Air yang menggenang pada barang barang tersebut juga menimbulkan jentik jentik nyamuk yang dapat hidup dan membawa berbagai macam penyakit.
3. Menimbulkan Masalah Sosial
Benda yang ditimbun menimbulkan masalah di lingkungan sekitar, hubungan sosial, dan pekerjaan. Hal ini akan berakibat menjauhkan diri dari keluarga dan teman. Mereka akan cenderung merasa semakin tertekan apabila ditegur dan diingatkan oleh orang lain terkait barang barang yang ditimbunnya.
4. Menimbulkan bau tak sedap atau pencemaran udara
Pencemaran udara dapat terjadi di lingkungan rumah. Hal ini disebabkan karena penumpukan barang yang tidak dibersihkan dengan baik.
5. Merusak fungsi Rumah
Rumah yang sebenarnya digunakan sebagai mana mestinya menjadi tak efektif lagi untuk digunakan karena terjadi kekurangan tempat akibat terlalu banyak barang yang menumpuk.
Ini juga menyebabkan penghuni rumah menjadi tidak dapat bekerja dan melakukan aktivitas didalam rumah dengan baik dan efektif.
6. Mengganggu keindahan dan kenyamanan rumah
Rumah yang tidak dirapikan dengan baik bahkan hingga menumpuk barang barang tak berguna membuat keindahan menjadi terganggu. Rumah yang tak baik tidak akan membawa kenyamanan untuk pemiliknya sehingga pemilik rumah tidak senang menghabiskan waktu di rumah.
Untuk menghindari berbagai dampak negatif yang rentan terjadi, sebaiknya ketahui berbagai gejala hoarding disorder agar kamu dapat melakukan penanganan dan perawatan secara tepat.
Nah, itulah pembahasan kali ini terkait hoarding disorder. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat memberikan edukasi agar tidak mengalami hoarding disorder.
Leave Your Comment:
Anda harus masuk untuk berkomentar.