Bagikan ke Teman

Melahirkan adalah proses panjang yang rumit dan membutuhkan banyak metode. Ada yang bisa melahirkan dengan spontan, induksi atau bahkan harus operasi caesar. Namun, ada banyak ibu yang mengeluh ASI tidak keluar setelah operasi caesar.

Bahkan, ada pernyataan yang mengatakan jika melahirkan metode operasi membuat ASI tidak keluar atau seret. Benarkah pernyataan tersebut? Jika benar apa penyebab ASI sulit keluar pasca operasi?

Penyebab ASI Tidak Keluar Setelah Operasi Caesar

Setelah operasi caesar, beberapa ibu mungkin mengalami keterlambatan dalam produksi ASI (Air Susu Ibu). Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi proses fisiologis tubuh setelah operasi. Berikut adalah alasan ilmiah mengapa setelah operasi caesar, ASI mungkin tidak langsung keluar:

1. Perubahan Hormonal Tertunda

Proses persalinan normal (vaginal) memicu lonjakan hormon tertentu yang merangsang produksi ASI, terutama hormon oksitosin dan prolaktin. Oksitosin membantu kontraksi rahim dan juga memicu let-down reflex (refleks pengeluaran ASI), sementara prolaktin merangsang kelenjar susu untuk memproduksi ASI.

2. Stres Fisik dan Emosional

Operasi caesar adalah prosedur bedah besar yang dapat menimbulkan stres fisik dan emosional pada ibu. Stres ini dapat mempengaruhi kadar hormon oksitosin, yang penting untuk keluarnya ASI. Stres tinggi dapat menghambat refleks pengeluaran ASI, sehingga ASI sulit keluar meskipun kelenjar susu sudah mulai memproduksinya.

3. Anestesi dan Obat-obatan

Penggunaan anestesi epidural atau anestesi umum selama operasi caesar bisa mempengaruhi sistem saraf ibu, yang dapat menunda respons tubuh untuk memproduksi dan mengeluarkan ASI. 

4. Proses Pemulihan yang Lambat

Setelah operasi caesar, ibu membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dibandingkan setelah persalinan normal. Rasa sakit di area sayatan, kelelahan, dan mobilitas yang terbatas bisa membuat ibu kesulitan untuk memulai menyusui segera setelah melahirkan. Padahal, kontak kulit dengan kulit dan menyusui dini sangat penting untuk merangsang produksi ASI.

5. Kontak Awal dengan Bayi yang Tertunda

Pada persalinan caesar, terutama jika prosedur dilakukan dalam keadaan darurat atau ada komplikasi, mungkin terjadi keterlambatan kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi. Padahal, kontak ini penting untuk merangsang hormon oksitosin, yang berperan dalam memicu refleks pengeluaran ASI.

6. Faktor Medis atau Komplikasi

Beberapa ibu yang menjalani operasi caesar mungkin melahirkan dalam kondisi medis tertentu, seperti preeklamsia, diabetes gestasional, atau kondisi lainnya yang bisa mempengaruhi produksi ASI.

7. Penggunaan Suplemen atau Formula di Awal

Pada beberapa kasus, bayi yang lahir melalui operasi caesar diberi suplemen formula untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sementara ibu masih dalam pemulihan. Meskipun hal ini membantu memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup, kurangnya stimulasi dari bayi yang menyusu langsung pada ibu dapat memperlambat produksi ASI.

8. Perubahan Pada Proses Pencetusan Let-down Reflex

Let-down reflex adalah respons alami yang membuat ASI mengalir dari payudara ketika bayi mulai menyusu. Operasi caesar dapat mengganggu proses ini karena perubahan hormonal atau stres, sehingga refleks ini mungkin tidak bekerja secara optimal setelah operasi.

Setelah operasi caesar, ASI tidak langsung keluar disebabkan oleh beberapa faktor. Semua faktor ini bisa menghambat awal produksi dan keluarnya ASI. Untuk membantu merangsang produksi ASI setelah operasi caesar, penting untuk melakukan kontak kulit ke kulit sesegera mungkin, sering menyusui, dan menjaga ibu tetap rileks.

Posted by Nessa
PREVIOUS POST
You May Also Like

Leave Your Comment: