Bagikan ke Teman

Banyak dokter penyakit dalam yang selalu memberikan anjuran pada pasien hipertensi (tekanan darah tinggi) agar tidak lupa meminum obat mereka. Pasalnya, obat hipertensi bisa cegah gagal ginjal. Namun, pemahaman yang beredar dalam masyarakat kita adalah obat itu racun dan jika bisa jangan terlalu sering kita konsumsi bukan?

Jadi, sebenarnya pasien hipertensi wajib minum obat rutin atau sebaliknya? Karena banyak anggapan jika terlalu sering minum obat apalagi rutin bisa merusak ginjal, bukan? Nah, agar tidak salah paham, mari kita bahas tentang hubungan obat, hipertensi dan kerusakan ginjal.

Apakah Obat Bisa Merusak Fungsi Ginjal?

Sebenarnya beberapa obat yang dikonsumsi secara rutin memang bisa merusak ginjal. Terutama jika digunakan dalam jangka panjang atau tanpa pengawasan medis. Kerusakan ginjal bisa terjadi karena efek toksik obat, peradangan, atau penurunan aliran darah ke ginjal. Berikut beberapa kategori obat yang berpotensi merusak ginjal:  

  • Obat Penghilang Nyeri (NSAID – Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs) seperti : Ibuprofen, Naproxen, Diklofenak. Mengurangi aliran darah ke ginjal dengan menghambat prostaglandin, zat yang membantu memperlebar pembuluh darah ginjal. Bisa menyebabkan nefropati analgesik, yaitu kerusakan ginjal akibat konsumsi jangka panjang.
  • Antibiotik Tertentu seperti : Gentamisin, Streptomisin, Vancomycin. Dapat menyebabkan kerusakan langsung pada sel ginjal (nefrotoksisitas), terutama jika digunakan dalam dosis tinggi atau lama.  
  • Obat untuk Asam Urat yakni : Allopurinol dan Colchicine. Jika ginjal sudah lemah, dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan penumpukan zat sisa yang memperburuk fungsi ginjal.  
  • Suplemen Herbal dan Obat Tradisional yang mengandung logam berat atau senyawa toksik yang bisa merusak ginjal.  

Apakah Obat Hipertensi Bisa Cegah Gagal Ginjal?

Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah salah satu penyebab utama gagal ginjal kronis (CKD). Tekanan darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal, mengurangi aliran darah, dan menyebabkan kerusakan ginjal secara bertahap. Oleh karena itu, pengobatan hipertensi sangat penting untuk mencegah gagal ginjal.  

Untuk memahami penjelasan bagaimana obat hipertensi bisa cegah gagal ginjal maka harus tau mekanismenya, bukan? Obat hipertensi bekerja dengan berbagai mekanisme yang membantu melindungi ginjal, seperti:  

  • Inhibitor ACE (Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors) : Menghambat enzim ACE yang mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II (hormon yang menyempitkan pembuluh darah). Mengurangi tekanan dalam glomerulus ginjal, mencegah kerusakan filter ginjal.  Menurunkan proteinuria (kebocoran protein di urine), yang merupakan tanda awal kerusakan ginjal.  
  • ARB (Angiotensin II Receptor Blockers) : Memblokir reseptor angiotensin II, sehingga mencegah penyempitan pembuluh darah. Menurunkan tekanan darah dalam ginjal, melindungi fungsi nefron ginjal.  
  • Diuretik (Obat Penguras Cairan Berlebih) : Meningkatkan ekskresi garam dan air melalui urine, mengurangi volume darah dan tekanan darah. Mengurangi beban kerja ginjal dengan menurunkan tekanan dalam glomerulus.  
  • Calcium Channel Blockers (CCB) : Menghambat masuknya kalsium ke dalam sel otot pembuluh darah, menyebabkan pelebaran pembuluh darah. Mengurangi tekanan darah tanpa terlalu banyak mempengaruhi aliran darah ke ginjal.    

Obat hipertensi sangat efektif dalam melindungi ginjal dari kerusakan akibat tekanan darah tinggi. Jadi, agar ginjal tetap sehat tetap rutin konsumsi obat hipertensi jika sudah menjadi anjuran dokter, ya! Karena tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol merusak ginjal loh.

PREVIOUS POST
You May Also Like

Leave Your Comment: