Bagikan ke Teman

Hipertensi adalah tekanan darah yang tinggi, bisa menimpa siapa saja termasuk ibu hamil. Namun sayangnya, anda harus tahu apa saja bahaya hipertensi bagi ibu hamil ini. Agar ibu dan janin bisa tetap selamat dan sehat hingga lahiran.

Apalagi kasus tekanan darah tinggi selama kehamilan tergolong sering kita temukan. Untuk itu, mari sama-sama peduli dan lakukan pencegahan agar keselamatan tetap terjaga, ya!

Bahaya Hipertensi Bagi Ibu Hamil

Hipertensi selama kehamilan, atau tekanan darah tinggi, adalah kondisi yang perlu diawasi dengan cermat karena dapat menimbulkan berbagai risiko bagi ibu dan janin. Berikut adalah beberapa bahaya utama hipertensi pada kehamilan:

  • Preeklampsia: Preeklampsia adalah kondisi serius yang dapat terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan, yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kerusakan organ, seringkali ginjal atau hati. Gejalanya meliputi sakit kepala parah, perubahan penglihatan, nyeri perut bagian atas, dan pembengkakan yang tiba-tiba pada wajah dan tangan. Jika tidak ditangani, preeklampsia dapat berkembang menjadi eklampsia, yang dapat menyebabkan kejang dan berpotensi mengancam nyawa ibu dan bayi.
  • Gangguan Pertumbuhan Janin: Hipertensi dapat membatasi aliran darah ke plasenta, yang berarti janin mungkin tidak menerima cukup oksigen dan nutrisi. Ini dapat mengakibatkan pertumbuhan janin terhambat (IUGR), yang berarti bayi berukuran lebih kecil dari seharusnya.
  • Solusio Plasenta: Solusio plasenta adalah kondisi di mana plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum persalinan, yang dapat menyebabkan perdarahan berat dan masalah serius bagi ibu dan bayi, termasuk kelahiran prematur atau kematian janin.
  • Kelahiran Prematur: Hipertensi dapat menyebabkan kelahiran prematur, baik secara spontan atau karena diperlukan induksi atau operasi caesar untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Bayi yang lahir prematur mungkin menghadapi masalah kesehatan seperti kesulitan bernafas, berat badan lahir rendah, dan perkembangan organ yang belum sempurna.
  • Risiko Kardiovaskular : Ibu dengan riwayat hipertensi dalam kehamilan, terutama jika mereka mengalami preeklampsia, berisiko lebih tinggi mengalami hipertensi dan penyakit kardiovaskular di kemudian hari.
  • Keguguran atau Kematian Janin: Pada kasus yang parah, hipertensi yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko keguguran atau kematian janin.
  • Gangguan Fungsi Organ: Hipertensi dapat merusak organ-organ penting seperti ginjal, hati, dan jantung, serta mempengaruhi kemampuan tubuh untuk berfungsi secara normal.
  • Diabetes Gestasional: Wanita hamil dengan hipertensi lebih mungkin mengalami diabetes gestasional, yang dapat mempengaruhi kehamilan dan kesehatan ibu jangka panjang.

Untuk mengurangi risiko-risiko ini, penting bagi wanita hamil untuk menjalani pemeriksaan prenatal secara teratur, mengelola tekanan darah dengan baik melalui diet dan olahraga. Jika diperlukan, obat-obatan yang aman selama kehamilan. Kerjasama dengan penyedia layanan kesehatan adalah kunci untuk memastikan kesehatan ibu dan bayi.

PREVIOUS POST
You May Also Like

Leave Your Comment: