Sekarang ini, banyak usaha yang tengah mengalami penurunan bahkan harus gulung tikar akibat serangan pandemi yang mendunia. Untuk bertahan, sangat dibutuhkan ide-ide kreatif yang produktif. Sebagaimana yang telah dituangkan melalui kajian ekonomi kreatif. Seperti salah satu contoh yang bisa dilakukan dengan modal seminimal mungkin adalah teknik Budikdamber. Budikdamber ini sendiri adalah istilah atau singkatan dari budidaya ikan dalam ember. Dari namanya saja, anda pastinya sudah bisa memperkirakan bagaimana tata kelola hingga kemungkinan jumlah modalnya, bukan? Jika belum, maka kita akan membahasnya lebih lanjut.
Apa Itu Budikdamber?
Memang, anda sudah mengenali kepanjangan dari kata ini. Namun, benarkah anda memahami secara tepat apa yang dimaksud dengan budikdamber? Ya, secara teori memang ini adalah metode budidaya ikan menggunakan ember. Budidaya ini juga sejalan dengan metode hidroponik. Konon, metode ini pertama kali dicetuskan oleh Juli Nursandi, S.Pi, M.Pi. Beliau merupakan seorang dosen di Politeknik Negeri Lampung. Dengan munculnya salah satu ide ekonomi kreatif ini, kemudian kian berkembang. Bagaimana perkembangannya? Ternyata dari penyuluhan. Penyuluhan ini sendiri berasal dari kegiatan ibu-ibu PKK.
Kegiatan ini mengenalkan metode yang bisa digunakan di bidang perikanan. Tujuannya? Tentu untuk mengenalkan ilmu perikanan dan juga menumbuhkan semangat ibu-ibu agar mampu berwirausaha. Sebab, secara teori teknik budidaya yang satu ini mudah untuk dikerjakan. Dan juga, bisa dilakukan dimana saja. Karena memang tidak membutuhkan lahan yang luas. Budikdamber sendiri menggunakan teknik yumina-bumina. Ini merupakan perpaduan teknik budidaya sayuran, buah-buahan dan ikan.
Kenapa Teknik Ini Menjadi Salah Satu Pilihan Ketahanan Pangan Keluarga Saat Pandemi?
Seperti yang kita ketahui, di masa pandemi ada banyak kesulitan yang terjadi. Mulai dari keterbatasan ruang gerak hingga berujung kepada ekonomi yang mengalami penurunan bahkan sangat drastis. Tentu, upaya pemerintah saja tidak cukup untuk memberikan bantuan berupa sembako, bukan? Masyarakat masih memerlukan kebutuhan pangan lainnya. Dan, sebagian dari kita juga membutuhkan penghasilan. Jika dihitung, tidak sedikit orang yang sudah dipotong gajinya karena tidak bekerja sesuai jam kerja biasanya. Sedihnya lagi, ada puluhan hingga jutaan orang kehilangan pekerjaan mereka.
Hal ini menyebabkan tingginya angka kejahatan. Nah, bagaimana mengatasinya? Tentu dengan menemukan solusi agar rakyat tetap memiliki penghasilan dan kebutuhan mereka tetap tersedia. Untuk ketahanan pangan keluarga sendiri membutuhkan beberapa aspek. Misalnya beras, sayuran, buah-buahan hingga daging dan ikan. Nah, untuk ikan sendiri tentu diperlukan tempat budidaya. Sayangnya, ditengah pandemi dan banyaknya orang kekurangan modal pasti dibutuhkan salah satu ide kreatif yang menghasilkan. Dan, salah satu pilihan terbaik adalah budikdamber ini.
Apa Saja Keunggulan Penerapan Ekonomi Kreatif Budikdamber Ini?
Tentu, bukan tanpa sebab juga banyak yang memberikan penyuluhan atau merekomendasikan budikdamber. Karena memang ada beberapa keunggulan yang bisa kita nikmati, seperti:
- Minim Modal : berbeda dengan budidaya ikan secara konvensional, metode ini tentu lebih minim modal. Kenapa? Karena yang diperlukan hanyalah ember, air bersih, makanan ikan (atau bisa didapat dari ampas tanaman sayur dan buah-buahan) serta benih ikan. Tentu ini jauh lebih murah dibandingkan harus membuat sebuah kolam ikan yang digunakan pada budidaya konvensional, bukan? Belum lagi, ember yang digunakan tidak harus ember baru. Anda bisa menggunakan ember bekas. Pastikan saja tidak pecah atau bocor agar benih tidak hanyut.
- Tidak Perlu Tempat Yang Luas : keunggulan kedua adalah tempat budidaya yang diperlukan juga tidak harus luas. Kadi, siapapun sebenarnya bisa melakukan budidaya ikan ini. Asalkan bisa menempatkan minimal sebuah ember untuk penyimpanan dan pemeliharaan benih ikan.
- Panen Berlimpah : karena metode ini diadaptasi dari metode aquaponik, maka ada banyak panen yang bisa dihasilkan. Jika anda telaten dan belajar baik tentang metode ini, maka anda bisa menanam beberapa jenis sayur hingga buah-buahan di atasnya. Sehingga, panen yang didapatkan tidak hanya ikan saja. Tapi juga sayur atau buah.
Jenis Tanaman dan Ikan Yang Cocok Untuk Budikdamber
Tentu saja, untuk menghasilkan sebuah budidaya, ada beberapa aturan yang biasa diterapkan. Begitu juga dengan metode budikdamber. Dimana ada sejumlah tanaman dan jenis ikan yang pastinya lebih cocok sehingga menghasilkan panen berlimpah. Untuk jenis ikan, ada beberapa ikan yang telah teruji, misalnya :
- Lele
- Sepat
- Gurame
- Gabus
- Sepat
- Patin
Ikan jenis lainnya bukan berarti tidak bisa dibudidayakan menggunakan teknik ini. Hanya saja perlu tinjauan lebih lanjut. Karena metode ini pastinya lebih minim pasokan oksigen. Ikan-ikan yang lain belum diuji ketahanannya dengan lingkungan tersebut. Sedangkan untuk jenis tanaman, ada beberapa jenis yang bisa dibudidayakan bersamaan dengan ikan. Tapi tetap saja tergantung dari jenis media yang digunakan. Beberapa tanaman seperti :
- Kangkung
- Bayam
- Genjer
Bisa tumbuh dengan baik menggunakan media tanam arang. Sedangkan tanaman padi, berhasil dilaporkan tumbuh jika memodifikasi media tanam. Yakni menggunakan media arang, kain dan juga tanah. Atau yang populer dinamai media tanam AKT.
Bagaimana Teknik Budikdamber Yang Benar?
Untuk berhasil menghasilkan budidaya ikan serta tanaman sekaligus, tentu anda harus mengetahui bagaimana teknik yang benar. Beberapa peralatan yang dibutuhkan adalah :
- Gelas plastik (gunakan saja bekas minuman kemasan)
- Benih ikan
- Benih tanaman seperti kangkung
- Ember sedang ukuran 80 liter
- Kawat kecil
- Arang sekam
Nah, bagaimana cara pembuatan tempat budidaya ikan ini? Berikut langkah-langkahnya:
- Pertama-tama perkirakan banyak gelas plastik yang bisa diikatkan di sekeliling bagian dalam ember. Biasanya muat hingga 15 botol plastik. Beri lubang di setiap botol tersebut.
- Masukkan bibit kangkung ke dalam botol plastik, kemudian masukkan juga media tanam berupa arang hingga mencapai 80% isi botol.
- Potong pendek kawat kecil dan kaitkan ke botol tersebut agar bisa menggantung di bagian dalam ember.
- Kemudian isilah ember tersebut sebanyak 60 liter air. Biarkan air tersebut hingga 2 hari.
- Kemudian masukkan bibit ikan, terserah ingin ikan lele, patin, atau gabus.
- Agar pertumbuhan dari tanaman kangkung maksimal, maka carilah tempat yang terkena sinar matahari. Dengan ini maka kangkung bisa tumbuh dengan baik.
- Biasanya, kangkung yang berada di bagian atas ember akan terlihat mulai tumbuh di hari ketiga setelah penanaman. Namun, anda harus melakukan perawatan agar ikan dan tanaman bisa dipanen. Tidak bisa dibiarkan begitu saja. Tanaman kangkung yang sakit akan terlihat dari daun yang menguning. Jika ini terjadi, maka buang karena akan menginfeksi bagian yang lainnya.
Air yang ada di dalam ember juga harus diganti secara berkala. Biasanya kondisi air akan berbau tajam. Kondisi ikan juga bisa dilihat dengan memperlihatkan kepala mereka ke atas dan nafsu makannya mulai menurun. Jangan lupa juga memberi makanan ikan secara teratur. Panen kangkung bisa dimulai di minggu kedua. Sedangkan panen ikan biasanya dimulai saat benih sudah mencapai usia 2 bulan. Nah, demikianlah informasi mengenai salah satu penerapan ekonomi kreatif, yakni budikdamber untuk ketahanan pangan keluarga saat pandemi.