Pewarisan sifat – Hereditas pada keturunan diperoleh berkat sel inti atau nukleus yang dimiliki oleh induk. Proses penurunan sifat akan terjadi melalui pertemuan sel kelamin jantan dan betina. Inti sel pada indukan jantan dan betina membawa kromosom yang memiliki senyawa kimia bernama gen. Dari gen tersebutlah makhluk hidup memperoleh pewarisan sifat.
Melalui eksperimen seleksi buatan ahli biologi lantas diketahui bagaimana proses genetika diturunkan. Bahkan ilmu genetika merupakan yang pada akhirnya membantu memecahkan perkara teori evolusi. Hereditas masa kini sudah berkembang kearah yang luar biasa bagus. Para ahli mulai menaruh perhatian terhadap korelasi antara akek. Termasuk menjelaskan bagaimana genotip bisa mengarah pada fenotip.
Pengertian Pewarisan Sifat
Pewarisan sifat – Genotip seperti paket set lengkap yang terkandung dalam gen disebut dengan genom organisme. Seperti contohnya pada manusia, anak memiliki warna rambut, bentuk mata, warna kulit, persis seperti kedua orang tuanya. Sementara untuk fenotip dapat dilakukan pengamatan terhadap struktur dan perilaku organisme. Diketahui jika fenotip bukanlah hasil penurunan seperti genotip.
Misalkan manusia memiliki warna kulit coklat dapat terjadi karena ras orang tua atau dirinya terpapar sinar matahari. Dalam hal ini warna kulit coklat yang manusia miliki jelas berbeda kategorinya. Terpapar sinar matahari bukanlah proses hereditas, sementara pada genotip adalah bukti pewarisan sifat. Itulah mengapa setiap generasi baru selalu terlahir dengan karakteristik yang menyerupai orang tua biologis.
Generasi selanjutnya memperoleh transmisi sifat, berkat alel yang tersimpan pada gen orang tua. Cara yang mudah untuk melihat bagaimana alel atau salinan bekerja adalah mencocokkan ciri fisik, golonga darah, bahkan perilaku. Dalam satu gen mempunyai lebih dari satu varian alel, setidaknya akan ada dua salinan di sel tersebut. Sel telu dan sel sperma sama-sama mengandung salinan. Meskipun alel sendiri bisa menjadi identik (homozigot) atau tidak identik (heterozigot).
Hereditas atau pewarisan sifat lantas diturunkan berkat alel yang dominan. Pengekspresian salinan yang dominan bisa berasal dari keduanya atau mungkin hanya salah satu. Alel resesif alias tidak dominan tidak akan diekspresikan melalui homozigot. Namun alel resesif tetap masuk ke dalam proses genotip. Dimana saat proses reproduksi gen indukan jantan bergabung membentuk generasi baru yang unik. Hal tersebut pula yang menjadikan makhluk hidup mempunyai karakteristik unik dan berbeda.
Peran Kromosom Pada Proses Hereditas
Tanpa adanya peran kromosom dalam proses pewarisan sifat maka mustahil terbentuk generasi baru. Kromosom merupakan pembawa sifat keturunan dari induk atau orang tua melalui benang-benang halus yang disebut autosom. Sifat keturunan tersebut tersimpan dengan sangat baik dalam senyawa kimia dna atau gen. Inti sel pada tubuh manusia mempunyai dua jenis kromosom, yaitu kromosom tubuh dan kromosom kelamin.
Kromosom terdiri atas 23 pasang yang berarti berjumlah 46 buah. Nomor 1 hingga 22 merupakan kromosom tubuh atau autosom. Sementara nomor 23 barulah kromosom kelamin atau gonosom. Berkat gonosom akan dapat dibedakan keturunan dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Mengapa harus dibedakan? Karena susunan sel pada dua kromosom tersebut memang berbeda. Kromosom yang susunannya berpasangan disebut dengan diploid. Sementara susunan kromosom yang tidak berpasangan dinamakan haploid.
Gonosom yang berjumlah sepasang, untuk jenis kelamin laki-laki ditulis dengan lambang XY sementara untuk perempuan dilambangka dengan XX. Simbol untuk kromosom haplod yang tidak berpasangan dilambangkan dengan n. Selain dna atau deoxyribonucleic acid masih ada molekul lain yang mempengaruhi proses hereditas. Molekul tersebut adalah rna atau ribonucleic acid. Dna dan rna teruntai panjang pada susunan inti sel. Untaian tersebut mengandung protein histon yang merupakan cikal bakal dari kromosom.
1 thought on “Pengertian Pewarisan Sifat Adalah?”