Juli 24, 2024
Home » Faktor-Faktor Pewarisan Sifat

Pada manusia kita dapat melihat karakteristik yang membedakan satu dengan lainnya. Misalkan ada yang terlahir dengan rambut lurus, bergelombang, keriting, atau memiliki warna mata coklat, biru, hijau, bertubuh gemuk atau kurus, dan masih banyak contoh lainnya. Seperti yang sudah dijelaskan sedikit sebelumnya, bahwa semua karakteristik tersebut merupakan pewarisan sifat dari orang tua kepada keturunannya. Alel atau salinan menjadi penanggung jawab pengaturan penampilan fisik seseorang.

Alel bukanlah sel yang berdiri terpisah dari gen melainkan salah satu dari varian gen tersebut. Inti sel yang mengandung kromosom menempati lokus yang beragam. Pada setiap lokasi akan terdapat alel dengan varian yang berbeda pula. Dari sekian banyaknya varian yang tersimpan dalam lokus. Maka hanya alel dominan saja yang dapat terekspresikan sifatnya pada karakteristik manusia.

Gen memang berfungsi untuk mengekspresikan sifat manusia. Tetapi alel merupakan salinan yang bertanggung jawab memilih sifat untuk diekspresikan. Misalkan gen menentukan warna mata, kemudian alel memberikan lebih spesifik apa warna dan seperti apa bentuk mata tersebut. Semua hal itu terjadi, lataran alel mengandung gen dari kedua orang tua.

Perkembangan Modern Pewarisan Sifat

Perkembangan modern pewarisan sifat – Hingga hari ini proses pewarisan sifat atau hereditas masih banyak menimbulkan perdebatan dikalangan para ahli. Apabila dunia tidak pernah menemukan apa itu sintesis modern maka kesenjangan pendapat para ahli tidak akan terjembatani. Sintesis modern menghasilkan pengetahuan dalam sisi biometrik evolusi modern, berkat kejelian Mendelian.

Sehingga saat ini kita mampu mencari penjelasan terkait fenomena evolusi. Berkat konsistensi mekanisme genetik terjelaskan bila proses evolusi terjadi bertahap. Mulai dari perubahan genetik sederhana, kemudian terjadi rekombinasi akibat seleksi alam. Diskontinuitas keturunan merupakan akibat berhentinya makhluk hidup melakukan regenerasi.

Mekanisme perubahan utama terjadi berkat seleksi, sementara objek penyeleksiannya menghasilkan fenotip. Hingga saat ini para ahli berusaha memecahkan jawaban dari penyimpangan genetik yang diturunkan sebagai genetika ekologi. Keragaman genetik tersebutlah yang pada akhirnya membuat evolusi terjadi di dalam proses populasi alami. Genetika ekologi ibarat sebuah pekerjaan khusus yang sukses menyelesaikan misinya dalam proses hereditas.

Untuk mencapai formulasi evolusi dibutuhkan perubahan frekuensi salinan regenerasi seterusnya. Pengetahuan pewarisan sifat sama sekali bukan pengetahuan yang berperan sedikit dalam sintesis modern. Lantas apa kaitannya sintesis modern dengan hereditas dan evolusi? Ditemukan bukti jika terdapat penurunan sifat transgenerasional melalui proses perubahan epigenetik manusia dan makhluk hidup lainnya. Di awal teori tersebut memang banyak memperoleh tekanan dan sanggahan. Berkat tingginya tingkat keberhasilan sintesis modern evolusi, keraguan tersebut dapat memudar.

Teori Pewarisan Sifat

Salah satu masalah yang diungkapkan oleh Charles Darwin pada teori evolusinya adalah tidak menerapkan cukup banyak unsur hereditas sebagai landasan. Padahal faktanya pewarisan sifat membuat keberagaman untuk semua regenerasi populasi dunia. Kararketristik genetika akibat seleksi alam dapat menghilangkan variasi populasi tertentu. Pendekatan pertama penurunan sifat terkait teori evolusi adalah dengan membongkar cara kerja ekspresi sifat, jenis kelamin, ciri-ciri fisik dan banyak lainnya. 

Satu set ciri lengkap dari struktur serta perilaku manusia dapat anda sebut dengan fenotipe. Ciri-ciri yang diturunkan melalui molekul genetik sudah pasti melibatkan informasi genetik dna. Dna bisa dipertukarkan karena tergabung menjadi empat jenis basa. Informasi genetik tersebut ditentukan oleh urutan panjang asam nukleat. Melalui proses mitosis, sel akan membelah yang kemudian oleh gen akan disalin menjadi alel. 

Mutasi yang terjadi membuat alel mampu mempengaruhi sifat yang dikendalikan oleh inti sel, kemudian mengubahnya menjadi fenotip organisme. Pada beberapa kasus alel memang saling berkorespondensi dengan suatu sifat. Sifat yang kompleks mendapatkan kontrol dari interaksi antar gen di dalam organisme. Konfirmasi dari penemuan baru pewarisan sifat manusia memberikan contoh bila dna tidak menjelaskan secara langsung perubahan warisan. Bisa saja fenomena ini termasuk dalam perkembangan kausal proses pewarisan epigenetik. Menelusuri lebih lanjut tentang kebenaran teori tersebut membutuhkan waktu mempelajari ruang lingkup hereditas dan evolusioner.

Tinggalkan Balasan