Manusia di takdirkan hidup di dunia dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah SWT. Amalan Beribadah tentunya di lakukan beranekaragam cara, yang pasti manusia di wajibkan untuk melaksanakan perintah dan Menjauhi larangan Allah SWT.
Segala bentuk perintah Allah pastinya akan membawa dampak baik bagi diri dan segala bentuk larangan Allah pastinya akan membawa dampak buruk pula bagi diri sendiri. Semua hal memiliki maksud tersembunyi di dalamnya yang pada faktanya Hanya Allah lah yang Maha mengetahui.
Jika kita ingin mendapatkan balasan yang baik, maka kita harus memperbanyak amal baik. Karena semua pahala di sisi Allah tergantung dari Amalan yang telah di lakukan.
هَلْ جَزَاۤءُ الْاِحْسَانِ اِلَّا الْاِحْسَانُۚ
Artinya Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula) (QS. Ar – Rahman: 60)
Amalan amalan yang di lakukan manusia juga memiliki kedudukan tersendiri di sisi Allah. Semua tergantung niat dan juga tingkat amalan yang di lakukan oleh manusia tersebut. Ada amalan yang sifatnya ringan di lakukan dan ada pula amalan yang sulit untuk di lakukan, amalan tersebut bersifat berat untuk di lakukan. Memang ada beberapa amalan yang di rasa berat, hal ini di kemukakan oleh Imam Besar Imam Syafi’i.
Dalam artikel kali ini akan di bahas mengenai Amalan Amalan Berat menurut Imam As Syafi’i. Simak artikel kali ini hingga selesai ya!
Amalan Amalan Berat menurut Imam Syafi’i
Berikut ini adalah 3 amalan yang menurut Imam Asy Syafi’i berat untuk di lakukan.
أشد الأعمال ثلاثة: الجود من قلة، والورع في خلوة، وكلمة الحق عند من يرجى ويخاف.
Amalan yang paling berat ada tiga, antara lain akan di jelaskan dalam artikel ini satu persatu:
1. Amalan Bersikap dermawan ketika kekurangan / Dalam Kemiskinan
Dermawan bisa menjadi salah satu Amalan Amalan Berat menurut Imam As Syafi’i lho!
Sifat Dermawan bisa di katakan sebagai seseorang yang memiliki kebaikan hati terhadap sesama, memiliki kemurahan hati dalam upaya tolong menolong dengan tujuan meringankan beban orang lain dengan memberi, menginfakan harta yang di miliki dengan tujuan memberikan rasa bahagia kepada orang lain.
Dermawan bisa dalam bentuk uluran tangan dengan membagi sedekah, infak, dan zakat, membantu dana pembangunan masjid, memberi sumbangan ke sekolah dan lain sebagainya.
Sedekah menjadi salah satu ibadah yang bernilai pahala besar dan tercatat dalam Al- Qur’an.
Di antara ayat yang menjelaskan pahala sedekah adalah Al-Qur’an surat Al Hadid ayat 18, Allah SWT berfirman tentang balasan orang yang bersedekah.
اِنَّ الْمُصَّدِّقِيْنَ وَالْمُصَّدِّقٰتِ وَاَقْرَضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ اَجْرٌ كَرِيْمٌ – ١٨
Artinya: “Sesungguhnya orang- orang yang bersedekah baik laki -laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan di lipatgandakan (balasannya) bagi mereka; dan mereka akan mendapat pahala yang mulia.” (QS Al Hadid ayat 18).
Amalan yang baik yakni Sedekah merupakan amalan baik yang dapat mengantarkan kita menuju surga. Ketika seseorang dalam kelapangan atau memperoleh rezeki yang lebih maka ia akan dengan mudah bersedekah atau memberikan kelebihannya itu pada orang yang membutuhkan. Namun berbeda halnya jika kita sedang berada di kondisi yang sedang sempit Atau tidak memiliki apapun Artinya kita sedang mengalami kekurangan, baik itu kekurangan secara fisik atau secara ekonomi.
Biasanya orang yang mengalami kekurangan, ia akan mementingkan diri sendiri daripada orang lain. Oleh karena itu jika ada seseorang yang meskipun dalam kekurangan namun senantiasa berbagi kepada orang lain akan mendapatkan pahala yang berlipat lipat karena sedekah di waktu miskin sangatlah berat. Tak jarang orang yang sanggup melakukannya.
Oleh karena itu, Allah sangat menyukai orang orang yang bermurah hati pada orang lain meskipun ia dalam keadaan sempit. Sebagai suri tauladan umat muslim, sifat ini juga di tunjukkan oleh Rasulullah SAW. Beliau selalu bermurah hati, shodaqoh dan memberi meskipun dalam keadaan sempit. Masya Allah!
Ketika beliau mendapatkan harta yang berlebih maka beliau senantiasa membagikan harta tersebut pada orang lain yang membutuhkan. Hendaknya kita meneladani Rasulullah SAW dalam kondisi lapang maupun sempit, beliau selalu menyempatkan diri untuk berbagi dengan orang lain.
Oleh karena itu, apabila anda mau melaksanakan amalan berat ini maka pahala yang besar akan anda dapatkan dari Allah SWT.
2. Amalan Bersikap wara’ ketika sendirian
Apa sih wara itu?
Secara harafiah, wara‘ artinya adalah menahan diri dan berhati hati, atau menjaga diri agar tidak terjatuh pada kecelakaan / Kesesatan.
Sikap ini mencerminkan ketaatan dan kepatuhan seorang Muslim terhadap Allah SWT serta Rasulullah SAW.
Umumnya setiap orang akan selalu berusaha untuk memperlihatkan dan menampakkan sisi baik dirinya atau sisi positifnya pada orang lain. Hal ini akan berpengaruh pada niat hati dan keikhlasan kita untuk berbuat baik ataupun meninggalkan hal hal yang di haramkan Allah SWT. Tentunya ini akan memunculkan sifat riya dari sisi orang tersebut.
Apalagi Jika kita sedang sendiri maka kecenderungan untuk kita melakukan larangan Allah dan Hal hal yang di haramkan Allah tersebut semakin besar, karena kita merasa bahwa tidak ada orang lain yang mengawasi. Padahal sangat jelas bahwa selalu ada Allah SWT yang maha melihat di manapun kita berada. Jadi akibatnya kita bisa sesuka hati melakukan apapun yang kita mau, termasuk dengan larangan Allah.
Begitu banyaknya orang yang melakukan perbuatan baik bukan karena keikhlasannya, namun hanya ingin dipandang baik oleh orang lain. Oleh karena itu, orang yang dapat meninggalkan larangan ketika sendiri merupakan orang yang memiliki keimanan kuat pada Allah SWT.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَيَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ, فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدْ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ.
“Sesungguhnya yang halal dan yang haram itu jelas. Dan di antara keduanya banyak hal hal syubhat yang kebanyakan orang tidak mengetahuinya. Barangsiapa yang menjaga diri dari hal hal yang syubhat maka ia telah membersihkan agama dan kehormatannya.”
Memang tidak mudah melakukan sifat wara ini. Namun sebaiknya kita meninggalkan sesuatu yang meragukan kepada sesuatu yang tidak meragukan. Sebagaimana di riwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang mana beliau bersabda:
البِرُّ مَا سَكَنَتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ وَاْلإِثْمُ مَالَمْ تَسْكُنْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَلَمْ يَطْمَئِنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ –وَإِنْ أَفْتَاكَ الْمُفْتُوْنَ
“Kebaikan adalah sesuatu yang jiwa merasa tenang dan hati merasa tenteram kepadanya, sedangkan dosa adalah sesuatu yang jiwa tidak merasa tenang dan hati tidak merasa tenteram kepadanya, sekalipun orang orang memberikan berbagai komentar kepadamu.”
Sebaiknya sikap Wara’ kita saat sedang sendirian ini adalah dengan tetap menjaga ketaatan kepada Allah sekalipun tidak ada orang yang melihat amal perbuatan kita.
Karena Amalan ini sangat berat maka Allah akan menjamin pahala yang besar apabila kita bisa melakukannya. Selain itu akan tercipta selalu ketenangan hati bagi seseorang yang memiliki sifat wara ini Dia tidak lagi takut dan melakukan sesuatu sembunyi sembunyi yang akan merugikan dirinya sendiri.
3. Amalan Berbicara yang benar di hadapan seseorang yang di harapkan dan di takuti.
Berbicara benar di hadapan seseorang yang ditakuti merupakan salah satu Amalan Amalan Berat menurut Imam As Syafi’i juga lho!
Berbicara dengan benar adalah suatu keharusan yang di perintahkan oleh Allah SWT. Karena sejatinya manusia memang selalu di tuntut untuk jujur.
Sabda Rasulullah SAW tentang kejujuran yang berbunyi:
اِضْمَنُوْا لىِ سِتًّا مِنْ اَنـْفُسِكُمْ، اَضْمَنْ لَكُمُ اْلجَنَّةَ. اُصْدُقُوْا اِذَا حَدَّثْـتُمْ، وَ اَوْفُوْا اِذَا وَعَدْتُمْ، وَ اَدُّوْا اِذَا ائْـتُمِنْـتُمْ، وَ احْفَظُوْا فُرُوْجَكُمْ، وَ غُضُّوْا اَبـْصَارَكُمْ، وَ كُـفُّـوْا اَيـْدِيـَكُمْ
Artinya: “Hendaklah kalian menjamin padaku enam perkara, niscaya aku menjamin surga bagi kalian. Jujurlah apabila kamu berbicara, tunaikan janji apabila kalian berjanji, laksanakan apabila kalian di beri amanah, jagalah kemaluan kalian, tundukkanlah pandangan kalian dan jagalah tangan kalian.”
Begitu pentingnya kejujuran, sehingga Allah memerintahkan kejujuran kepada umat manusia yang di sampaikan Rasulullah SAW. Di dalam kejujuran tersembunyi sebuah kebaikan yang luar biasa.
Selain itu Ibnu Mas’ud RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kejujuran mengantarkan pada kebaikan, dan kebaikan mengatarkan kepada surga. Seseorang yang senantiasa berkata jujur akan di catat Allah sebagai orang yang jujur. Sedangkan kebohongan, mengantarkan pada kedurhakaan, dan kedurhakaan mengantarkan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berkata bohong akan di catat di sisi Allah sebagai pembohong.” (Mutafaq ‘alaih).
Selain itu, Dalam Al- Qur’an sudah di jelaskan bahwa kita tidak perlu takut pada apa pun kecuali pada Allah. Namun, sebagai manusia biasa, pastinya kita pernah merasakan takut pada orang yang memiliki kekuasaan lebih tinggi atau kekuatan lebih besar di bandingkan dengan kita Karena pada dasarnya Allah lah yang Maha Besar
Hal ini akan berpengaruh pada mental kita untuk mengungkapkan suatu kebenaran. Ketika suatu kebenaran tertutupi, maka sebagai umat muslim yang baik kita harus mengungkapkan kenyataan san kebenaran tersebut walaupun diri sendiri terancam keselamatannya.
Namun, karena ketakutan yang kita memiliki menyebabkan hilangnya keberanian untuk mengungkapkan kebenaran di hadapan mereka yang kita takuti. Oleh karena itu, amalan ini termasuk salah satu dari tiga amalan yang berat karena memang sungguh sulit melakukannya.
Jika seseorang bisa melakukan kejujuran dan di depan orang yang di takuti maka itu termasuk kebaikan yang besar dan pahalanya berlipat lipat di sisi Allah SWT.
Masya Allah, yuk kita tanamkan kejujuran di manapun kita berada!
Nah, itulah pembahasan kita kali inj tentang Amalan Amalan Berat menurut Imam As Syafi’i. Semoga kita senantiasa bisa melakukan amalan amalan tersebut sehingga kita selalu mendapat kebaikan Allah SWT. Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda sampai jumpa dia artikel berikutnya!