NU / Muhammadiyah?

Sering kita dengar di telinga beberapa pertanyaan seperti ini :

• Yang paling bener NU atau Muhammadiyah?
• Kenapa Muhammadiyah sholatnya ga pakai basmalah?
• Kenapa NU mengadakan tahlilan?

dan masih banyak lagi..

Bismillahirrahmanirrohim,
Disini penulis tidak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas, tetapi penulis akan membahas sejarah singkat didirikannya kedua ormas besar tersebut di Indonesia.

Kedua ormas tersebut didirikan dengan tujuan untuk mempermudah dakwah di Indonesia. Dan kedua pendirinya pun bersaudara serta banyak sumber yang menyebutkan mereka berdua tunggal guru. Jadi jangan menganggap NU & Muhammadiyah adalah aliran Islam.

Muhammadiyah & NU itu adalah Ormas atau Jam’iyah yang merupakan sarana untuk mempermudah umat islam dalam beraktifitas sesuai dengan kemudahan yang dipilih. Dan juga mempunyai fokus saat pertama kali didirikan. KH. Ahmad Dahlan terinspirasi pada Syeh Muhammmad Rasyid Ridha dengan nasihat Gurunya yang juga merupakan guru yang sama dari KH. Hasyim Asyari namanya Syeh Ahmad Khatib Assambasi atau lebih kita kenal Al-Minangkabawi. Jadi, KH Ahmad Dahlan maupun KH Hasyim Asyari sesungguhnya sebelum berangkat ke Mekkah mempunya guru yang sama karena keduanya bersaudara (seperguruan) belajar pertama di semarang dengan KH Soleh Darat, kemudian dilihat bahwa keduanya mempunyai potensi dan juga cepat paham dalam menangkap ilmu sehingga keduanya dianjurkan untuk ke makkah dalam menuntut ilmu dan di mekkah nya belajar pada guru yang sama Syah Ahmad Khatib Assambasi atau Al-Minangkabawi.

KH Ahmad Dahlan & KH Hasyim Asyari pulang ke Indonesia. Kisaran tahun 1905 ada pertemuan yang di inisiasi oleh para Ulama’. Ada 5 orang Ulama’ disitu membahas tentang renungan-renungan kedua Ulama diatas. Yaitu ketertinggalan Indonesia pada aspek pendidikan, dan pada saat itu masih dalah penjajahan Belanda. Di situ mereka sepakat harus kompak atau bersinergi satu dengan yang lain. Pada akhirnya di undanglah beberapa tokoh-tokoh di penjuru nusantara dan mendirikan Jami’ah pertama di Indonesia yang bernama Jami’atul Khair yang fokus pada bidang pendidikan dulu. Dan demi membangun pendidikan yang sanadnya sampai ke Nabi Muhammad SAW, maka pada tahun 1911 didatangkanlah seorang guru dari Makkah bernama Syekh Ahmad Surkati, kemudian menyebarlah para tokoh-tokoh kembali ke asalnya.

Pada tahun 1911 tersebut, di Solo perwakilan Haji Samanhudi menghimpun para pengusaha. mendirikan Serikat Dagang Islam dengan tujuan untuk mengejar ketertinggalan pada aspek perdagangan. di Surabaya diinisiasi oleh HOS Cokroaminoto, menyiapkan para pemikir-pemikir muslim, untuk menanamkan kebaikan-kebaikan. Kemudian KH Ahmad Dahlan pulang ke Kauman, setahun kemudian mendirikan perserikatan yang dinamakan Muhammadiyah (1912). Sedangkan, KH Hasyim Asyari pulang ke Jombang dan beliau masih fokus dengan kajian-kajian kitabnya, mendidik para santri di pesantrennya dan belum mendirikan apa-apa. Singkat cerita, pada tahun 1926 beliau mendirikan perserikatan yang dinamakan Nahdlatul Ulama’ untuk melengkapi nilai-nilai turof keulamaan dari perserikatan sebelumnya (Muhammadiyah).

Pada intinya adalah, setelah para tokoh ulama’ mempunyai keahlian/ilmu pada bidangnya masing-masing, mereka bisa bersinergi untuk mencapai tujuan yang sama (mengentaskan penjajahan dan ketertinggalan dari berbagai aspek kehidupan). Singkat cerita hasilnya adalah Indonesia.

Tidak mungkin Ulama’ berjuang sendirian, harus ada wasilah supaya memudahkan dakwah. Agar lebih cepat menyebar dan mudah untuk dipahami. Misalnya pada zaman sekarang, bagaimana caranya kita berdakwah dan seluruh dunia bisa dengar? Kita bisa melakukan itu dengan adanya media sosial.

Maka, pada zaman abad ke 19 sedang musimnya mendirikan Perserikatan atau Organisasi. Akhirnya berdirilah Muhammadiyah (18 Nov 1912) dan 14 tahun setelahnya berdirilah Nahdlatul Ulama’ (31 Jan 1926).

Jadi seharusnya :

• Tidak ada lagi saling menyalahkan antara NU & Muhammadiyah.
• Saling bersinergi satu sama lain agar tercipta kekuatan Islam yang sesungguhnya dan lebih mengerti tentang ajaran-ajaran Islam.